Serang Veronica Koman, Zulfikar Akbar: Orang Ini Bahaya!

Serang Veronica Koman, Zulfikar Akbar: Orang Ini Bahaya!
Veronica Koman & Zulfikar Akbar

Nalar Politik – Jurnalis Zulfikar Akbar tampil menyerang Veronica Koman di media sosial. Dalam kicauannya hari ini, ia sebut aktivis yang dikenal getol memperjuangkan hak-hak sipil Papua itu sebagai sosok yang berbahaya.

“Ia (Veronica Koman) cerdas mencuri simpati masyarakat Papua. Pun, ia sukses bikin orang terkagum-kagum kepadanya sebagai aktivis kemanusiaan. Meski begitu, saya cuma bisa berharap makin banyak mata terbuka: orang ini bahaya!” kicau pemilik akun @zoelfick ini, Senin (30/9).

Sebelumnya, lewat kicauan pula, Veronica menegaskan bahwa sudah terlalu banyak darah yang mengalir di tanah Papua. Semua itu, katanya, disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah pusat menyelesaikan akar konflik sehingga terus berkepanjangan.

“Situasi sedang sangat panas di berbagai titik di Papua. Mari kita, termasuk media, lebih sensitif dalam memberitakan. Klasifikasi korban per suku justru akan bisa memancing meledaknya konflik horizontal di titik lain. Tolong,” tulisnya dengan cantuman berita terkait.

“Perhatikan. Begitu besar dan mendetail pemberitaan mengenai korban migran di Papua. Adakah ketika orang Papua jadi korban kemudian diberitakan seperti itu? Yang ada malah dicap hoaks,” tambah Veronica tertanggal 28 September 2019.

Kicauan itulah yang mendorong Zulfikar Akbar menyerang Veronica Koman. Ia menilainya tidak bisa merasakan bagaimana luka dan sakitnya masyarakat yang berkonflik, kecuali sebatas berimajinasi dan menciptakan narasi cuma untuk merebut simpati.

“Saya lebih respek orang Papua asli yang membicarakan daerahnya, apa adanya. Pahit manisnya, baik buruknya, mereka bicara apa adanya. Bukan oleh orang yang bisa tidur di kasur empuk di negeri orang, yang menikmati kenyamanan dalam ketiak asing.”

Menurut Zulfikar, Veronica berusaha membangun citra sebagai orang paling peduli Papua. Namun, yang disesalkan, ia sendiri tidak peduli dengan risiko hidup dan mati yang membayangi orang-orang di Papua, suku apa saja, karena hasutan dan provokasinya.

“Ketika Papua memanas, ia sendiri bisa menikmati seringai di ruangan lengkap dengan pendingin. Papua sendiri tetap panas.”

Pahlawan Kemanusiaan?

Meski menyadari bukan siapa-siapa, bukan pahlawan atau orang yang terkenal sebagai aktivis kemanusiaan, niat Founder Tularin ini hanyalah berharap tidak ada orang Papua yang terhasut oleh Veronica yang, katanya, dihangatkan oleh ketiak asing di luar sana.

“Sudah tahu tidak setenar dia, kenapa aku tetap bicarakan Papua dengan caraku? Sebab naluriku yang pernah hidup di daerah perang, bisa merasakan, ada masalah kemanusiaan yang bagi sebagian orang cuma jadi lahan mencari makan sambil berharap disebut pahlawan.”

Jikapun orang-orang akan menudingnya sebagai buzzer istana lantaran turut mengecam Veronica, bukan masalah untuknya. Zulfikar yakin betul, kelak, semua mata akan melihat apakah dirinya yang keliru atau orang-orang yang sudah menjadikan Veronica bak pahlawan.

“Aku cuma bisa tegaskan, ada serentetan pengalaman yang memperlihatkan kepadaku, sekali lagi; isu kemanusiaan terkadang cuma jadi lahan cari makan.”

Kalau hari ini banyak orang merasa nyaman menyebut Veronica sebagai pahlawan kemanusiaan, lagi-lagi bukan masalah bagi Zulfikar. Pun demikian ketika orang beralih menuding dirinya sebagai penjilat pemerintah karena serangannya ini.

“Apa yang kuharapkan dengan sikap berbeda dari sosok yang kalian pahlawankan itu, cuma agar Papua tidak dibenturkan. Sebab, sudah bukan rahasia, ada banyak mata yang menatap Papua dengan air liur meleleh.”

Buat yang sepenuhnya bekerja untuk kemanusiaan, Zulfikar menaruh hormat setinggi-tingginya. Tetapi kepada yang sekadar mengatasnanamakan kemanusiaan namun memanjakan kerakusan, dirinya memilih menentang.

“Tidak masalah jika dengan sikap ini membuatku dipandang sebagai musuh pahlawan kemanusiaan.” [tw]

Baca juga: