Tiga aliran ini ialah Nestorian yang berpandangan jika Yesus adalah seorang manusia yang utuh fisiknya dan menjadi tempat Tuhan. Kebalikan dari nestorian monophysite berpandangan jika Yesus adalah seutuhnya tuhan tanpa unsur-unsur campur dari manusia dalamnya, namun dyophisite netral mereka menjadikan Yesus Tuhan sekaligus juga manusia.
Saat Islam mulai merambah ke Persia dan Mesir, perdebatan mengenai teologis pada aliran Kristen membuat lahir ilmu kalam dalam Islam. Meski begitu, ilmu kalam tidak berupaya mengikuti aliran Kristen sehingga para mutakallim mampu menunjukkan tesis yang orisinal. Mereka memang menjadikan gaya argumen orang Kristen dan logika Aristoteles beserta alirannya namun untuk tujuan yang berbeda.
Teori kedua, masuknya ilmu kalam dalam Islam adalah akibat tradisi interaksi muslim dengan datangnya beragam kebudayaan. Tidak hanya Kristen namun aliran di Timur Tengah juga menjadi penyebabnya. Sarah stroumusa menerangkan jika ilmu kalam lahir dari pertukaran interaksi antara teolog muslim, dengan Yahudi, Kristen, Manichean serta Zoroaster.
Ketiga, ilmu kalam muncul akibat dinamika yang terjadi pada internal umat Islam. Meski bertemunya muslim dengan agama dan budaya yang berbeda, namun sumbangsih yang dihasilkan tidak bisa dipandang remeh.
Dinamika muncul berawal dari konflik politik dan menjadi sebuah ajang debat teologis. Wacana itu mengenai status orang yang berdosa besar, pemimpin yang legal setelah wafatnya rasulullah, takdir Allah dan sebagainya. Perdebatan ini muncul dan menjadikan masalah yang kompleks dan mendalam.
Ilmu kalam yang menjadi tameng untuk melawan dan mempertahankan dalil-dali agama Islam dari serangan umat agama lain bukan hanya dalil al-quran dan Sunnah.
Namun banyak ulama yang memandang ilmu kalam sebagai sesuatu yang bisa mencampuradukkan antara logika Yunani dengan ajaran Islam. Namun para mutakallim berperan besar untuk menjaga marwah Islam di hadapan umat beragama yang lain.
Baca juga:
- Status Logika Yunani dan Ilmu Kalam sebagai Titik Temu - 26 Desember 2022
- Uraian Hidup Seorang Filsuf Islam Pertama Al-Kindi - 6 Mei 2022