
Aku adalah sunyi yang semalam sengaja menemanimu sambil terjaga
Aku bisa sendiri katamu
Menghimpunnya ke dalam sederet senyummu
Seraya berlalu ke dalam mimpimu
Malam berikutnya aku masih hadir di antara kelopak matamu yang enggan terpejam
Di antara harap yang akan selalu terpahat dalam pucuk pucuk alis indahmu
Sungguh aku masih setia di sampingmu, non
Yang dalam setiap hajat doa engkau berbisik pada tuhan di sepertiga malammu
Walau tiada namaku di antara jemarimu
Aku selalu menemanimu
Pagarbata, 3 April 2021
Aku paham
Di bawah temaram lampu kamar
Aku bersaksi bersama putung putung rokok
Yang telah menjadi debu
Tiada yang abadi selain dirimu dalam ingatanku
Tenang nan tabah di kalbu
Senyummu itu senyum yang takkan lenyap sebab waktu
Berlian yang takkan pernah berhenti berkilau
Cahaya yang takkan pernah padam
Dan aku paham benar akan hal itu
Sukorejo, 20 Maret 2021
Tahukah engkau?
Tahukah engkau?
Aku adalah pena pena tajam
Namun tumpul ketika kutulis asmamu
Tangan ini kram tak bergerak
Laksana bertemu tuhan
Tahukah engkau?
Dari matamu kutemukan kenangan
Melilit jubah megah rindu
Perlahan merenggut jiwa
Membangun imperium sendu
Tahukah engkau?
Kiblat dari semua puisiku adalah dirimu
Tatkala kulangitkan asmamu
Semesta berteduh dalam sayup matamu
Tak terkecuali aku
Tahukah engkau?
Aku begitu mencintaimu
Situbondo, 29 Juni 2020
Gemerlap bohay
Debur ombak menghantam bakau
Gemerlap lentera PLTU menyuguhkan keindahan malam
Sekalipun dirimu tak bersamaku malam ini, non
Kini hanya senyum dan sayu matamu tergambar diantara kelopak mataku
Mengalahkan keanggunan kapal nelayan yang menari di tengah laut
Di bibir pantai khayalku mengembara, non
Berharap suatu saat tuhan mengizinkan aku bersamamu
Paiton, 16 Januari 2021
Senja kala
Sirup yang kau suguhkan terlantar
Yang tadinya panas kini dingin
Sebab hasrat untuk meminumnya telah tenggelam bersama rindumu
Non, kenangan bersamamu kini lenyap
Bersama kepulan asap rokokku
Menjadi polusi bagi diriku
Menyebabkan batuk yang menyiksa
Sore itu, non, kututup senja di matamu
Agar tiada lagi senyum manis yang terpendam
Sidorejo, 14 Januari 2021
Teh pucuk
Dalam kulkas kutemukan teh pucuk
Kuteguk sedikit
Lalu aku bertanya, “kok hambar ya?”
Kemudian kuingat sebab segala kemanisan berasal dari senyummu, non
Saat terik matahari menerpa
Kuhidupkan kipas
Namun masih saja panas
Kemudian kuingat bahwa yang teduh nan sejuk adalah tatapanmu
Lalu saat aku jatuh terluka
Aku sudah tidak merasakan perih
Sebab perih yang sebenarnya adalah jarak antara aku engkau dan segala kerinduan akan dirimu
Paiton, 13 Januari 2021
- Pandangan Pertama - 17 April 2021
- Sunyi - 7 April 2021