Surat yang Telanjang

Surat yang Telanjang
©Hipwee

Pada tengah hari yang sepi hujan
Di beranda suatu siang aku menerima
Surat yang telanjang tanpa kutahu siapa pengirimnya

Semua kau bungkus
Semua kau tutup
Kecuali isi surat yang penuh dengan dusta
Dan sejumlah janji palsu

Haruskah kau suruh serdadumu membacakan untukku
Sebab amis tulisanmu melebihi
Ikan-ikan mati

Maka biarlah lidahmu sedikit saja
Menjilat sedikiti garis pada telapakku
Atau biarlah hidungmu sedikit saja
Mencium bau lukaku
Sebagai akibat dari janji palsu yang sering kau ucap
Selama ibuku menjadi pemulung di batas kota

Sejarah

Hari telah teramat malam
Beberapa kali
Cerita juga tidak lagi didengar

Ia sibuk menebak segala kejadian
Yang tumbuh sebagi cerita yang tak utuh

Barangkali telah jauh hidupnya
Menghitung-hitung sisa ingatan
Yang racuh sebelum dijadikan sejarah
Sebab tangisan adalah juga cerita
Sesuatu yang tak lepas dari hidup
Sejauh kaki ini pergi

Tapi tak sekalipun saja ia ingat
Bahwa cerita adalah usulan hidup
Awal dan akhir untuk sebuah rahasia
Yang terkubur bersama sepotong senja

Sebelum di tempat tidur
Ia menghitung berapa banyak kebaikan
Yang ia beri hari ini dan berapa banyak
Keburukan yang ia tanam kemarin
Untuk yang terakhir ditempat tidur ia menutup mata

Desember

Desember barangkali begitu istimewa bagi semua orang
Tapi aku merasa desember seperti pelukan terakhir

Aku tidak mengerti mengapa begitu  
Desember di akhir tahun seperti kekasih di ujung cerita
Entahlah. Sebuah cerita yang telah usai

Desember seperti diriku yang bertahan pada pelukan Tuhan
Yang mencoba melepaskanmu dan melupakanmu
Tapi kau tetap seperti tahun yang tak sempurna tanpa desember

Kau pasti bertanya apa gerangan dari desember di akhir tahun
Pejamkan matamu dan rasakan getaran yang ada di dadamu
Bila getarannya masih sama pulanglah walau desember
Bagiku adalah jelmaan air mata

Buku

Di kamar kita berpacaran
Sambil mengelus-elus tubuhmu
Kita melewati Eden kenangan Eva dan Adam
Tidak kenangan di sana

“Kalau engkau derita,
Tengok hari-hari kemarin!”
Katamu ketika di halaman terakhir tubuhmu

Kutemukan nama desember melarat
Dengan ekornya yang mau putus dari tahun ini
Ke tahun itu

“Sebentar lagi januari tiba
Aku harap engkau semakin mencintaiku dengan sederhana
Seperti desember yang berakhir dengan natal”

Sonny Kelen
Latest posts by Sonny Kelen (see all)