Teach out on Palestine: Waktunya Universitas Menunjukkan Dukungan

Dukungan dapat diberikan dalam berbagai bentuk, seperti yang disampaikan oleh Reem Shileh, seorang peneliti dan seniman yang fokus pada proyek penelitian panjang tentang praktik pencitraan militan dan revolusioner di Palestina, pada sesi keempat bahwa solidaritas juga dapat dilakukan melalui karya-karya budaya.

Pekerjaan Rumah yang Besar

Salah satu hal yang saya perhatikan di sini adalah bahwa terlepas dari jumlah dan keberagaman latar belakang individu yang datang ke acara ini, sebuah media di mana orang dapat mulai membuka pengetahuan mereka dan mempelajari ide-ide baru, masih banyak hal yang masih dirasa kurang.

Kekecewaan ini juga disampaikan pada sesi kelima ketika ternyata banyak profesor yang masih tidak mau menandatangani petisi, meskipun mereka memiliki keahlian di bidang politik internasional atau hukum internasional.

Koenraad Bogaert, seorang profesor dari Department of Conflict and Development Studies, menyampaikan pendapatnya mengenai fenomena keengganan ini. Beberapa rekan akademisinya juga enggan mendukung kampanye BDS, meskipun mereka mengakui fakta bahwa Israel adalah sebuah negara penjajah.

Para peserta yang hadir, termasuk para mahasiswa, memiliki sarana dan kekuatan untuk benar-benar menunjukkan posisi kita dan mendukung perjuangan secara kolektif sebagai komunitas universitas. Universitas-universitas telah melakukannya untuk Ukraina dan Iran, lalu mengapa sekarang kurang bersemangat?

Pemerintah makin ketat dalam masalah ini. Jerman, misalnya, menjelek-jelekkan dan “menyerang” organisasi-organisasi yang mencoba bekerja untuk perjuangan Palestina, dan juga para pengunjuk rasa yang berpartisipasi dalam berbagai acara, sampa pada tahap di mana mereka mengancam akan mengambil dokumen atau izin dari para pengungsi yang mendukung perjuangan tersebut.

Kegiatan yang diadakan oleh para individu-individu dari Department of Conflict and Development Studies ini dapat menjadi contoh bagi institusi lain yang ingin menggunakan privilege dan power mereka untuk menunjukkan posisi dan dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina.

Beberapa hari sebelumnya, para mahasiswa PhD dari departemen yang sama juga telah membuat sebuah petisi untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang kini telah ditandatangani oleh lebih dari 2.000 orang dari berbagai universitas. Mulailah menggunakan kekuatan Anda dengan menyuarakan suara Anda untuk Palestina; bergeraklah, turunlah ke jalan, dan bersama rakyat!

Baca juga:
Naufal Rasendriya Apta Raharema