Nalar Politik – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menunjukkan sikap tegas. Ia pecat dua kader yang diketahui mendukung praktik poligami dan perda diskriminatif.
Bagi PSI, siapa pun kadernya yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai yang yang diperjuangkan partai, dalam hal ini antipoligami dan penolakan atas perda diskriminatif, akan PSI tindak tegas. Pecat merupakan salah satu solusi utamanya.
“Kami menonaktifkan 2 kader sebagai calon legislatif dan anggota. Penonaktifan ini merupakan sikap tegas DPP PSI untuk mendisiplinkan kader dan menjunjung tinggi nilai yang diperjuangkan partai,” terang DPP PSI via kicauan @psi_id.
Yang PSI pecat pertama adalah Husin Shihab. Ia merupakan caleg DPR RI dari Dapil Jawa Timur XI.
“Berdasarkan rapat pleno DPP PSI, kami memutuskan menonaktifkan Bro Husin dengan alasan telah melanggar nilai-nilai PSI soal penghargaan kepada perempuan.
Kedua, yakni Nadir Amir. Ia mengajukan sendiri permohonan pengunduran diri sebagai calon legislatif DPRD II Bone, Sulawesi Selatan.
“Yang bersangkutan tidak setuju dengan sikap DPP PSI soal poligami.”
Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie menegaskan bahwa tidak boleh ada kader dari partainya yang mempraktikkan atau mendukung poligami. Hal tersebut ia umumkan di Festival 11 Surabaya dalam rangka Pidato Politik Akhir Tahun 2018.
“PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partai ini yang boleh mempraktikkan poligami.”
Untuk perda diskriminatif, Grace menyampaikannya di Festival 11 sebagai rangkaian peringatan HUT PSI yang ke-4. Ia tegas menolak perda agama karena berpotensi melahirkan diskriminasi.
“Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa.”
- Selisih Quick Count SMRC dan Rekapitulasi KPU Pemilu 2024 Hanya 0,2 Persen - 21 Maret 2024
- SMRC: Efek Jokowi Tidak Terlihat pada PSI - 21 Februari 2024
- Bukan Makan Siang atau Susu Gratis, Inilah Program Paling Dibutuhkan Masyarakat - 29 Januari 2024