
Entah mengapa namamu tak jua terlupa
Rindu ini kian menjadi jika namamu hadir
Visualisasi kenangan kita begitu indah
Ingin aku kembali ke masa itu
Nyaman hatiku berada di dekatmu
Angan ini tiada berhenti berharap kembali
Walau jarak waktu kini memisah
Ujian dan tantangan merentang menghalangi
Lambat waktu aku jalani tanpa namamu
Andai kau disini semua akan berbeda
Namun kau jauh di sana entah dimana
Doaku terus mengharapmu baik selalu
Akan ada satu masa kita akan kembali
Rasa ini akan bersatu dan berbahagia
Inilah harapku saaat ini dan selamanya
Ada Apa dengan Rasa
Semenjak perkenalan itu rasa ini tumbuh, Menghadirkan Aksara Rindu yg duduk anggun diberanda Maya, menagih Janji Sua yang tak tahu malu, Lantaran menanti yang tidak berwujud adalah Mati.
Sedang aku yang pernah bergumul Asrama, lantas mati rasa sebab patah yang ditimbulkannya, tiba-tiba saja kalut takut menghujam ikhtiar sbb bermula dari kerinduan yang mencekik lalu tersenyum dengan pipi merah merona menyaksikan rindu membawah deru ombak pada bibir pantai memberi Kecupan tanpa jeda.
Namun sayang beberapa Naas liar terlalu keji mencekik nalar, hingga Jatuh Cinta kembali adalah seberat-beratnya penat sedang ikhtiar Setia menjadi sebuah kredo menakutkan yang mematikan optimis hati. Sebab ada pun belum tentu dianggap ada namun jelas betul dipaksa mati. Mungkin ini mensinyalir bahwa sebenarnya hanya dengan pulang adanya akan menemui hakiki.
Kian malam- kian Menghitam, Pekat datang melahap terang dan perlahan-lahan menyeret sadar menuju Relung paling Remuk. Lekuk gurat Dahi menghapus Ingat pada Tubuh sintal dengan bibir sexi dan buah dada yang Ranum disepertiga malam menuju Pagi.
Akh . . .Lantas Esok Hilang tanpa Riuh Kabar Sebab katanya ini Dosa, tapi lupa bahwa kemarin sempat menjadi pendosa Ulung yang candu kenikmatannya lantaran Citra yang hidup dikepala tanpa Substansi
Menemukanmu
Nyanyian burung pagi menyambut dengan merdunya
Aku terbangun dari mimpi yang ingin ku ulangi
Pertemuan denganmu adalah hal paling luar biasa dalam hidup
Membuatku berpaling dari sakit yang pernah singgah
Kini kau hadir sebagai separuh dari raga
Dengan tiba-tiba Tuhan memberikan seseorang yang sangat berharga
Mataku tetap menatapmu
Teduh dan nyaman
Aku mencintaimu hari ini dan seterusnya
Satu di antara milyaran
Kau adalah karya Tuhan yang ku nantikan
Berpapasan sejajar tepat di garis pertemuan
Ini memang sudah di rencanakan
Skenario terbaik dari sang Maha baik
- Ketika Para Seniman Masuk dalam Panggung Politik - 28 Juni 2023
- Tentang si Enu dari Kutub Utara - 2 Februari 2023
- Kata Hati - 22 Januari 2023