Uraian Hidup Seorang Filsuf Islam Pertama Al-Kindi

Uraian Hidup Seorang Filsuf Islam Pertama Al-Kindi
©CNN

Al-Kindi merupakan seorang filsuf, ahli matematika, ahli fisika dan teoris musik. Beliau merupakan filsuf pada zaman keemasan islam (2-6 hijriyah). Dan telah dikenal “sebagai bapak filosofi arab”.

Beliau lahir di Kufa dan belajar di Baghdad, menjadi tokoh terkemuka di rumah ilmu pengetahuan (بيت الحكمة), dan sejumlah khalifah Abbasiyah menunjuknya untuk mengawasi penerjemahan teks-teks ilmiah dan filosofis Yunani ke dalam bahasa Arab.

Beliau menulis berbagai teori melalui banyak disiplin ilmu, seperti metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, serta teori praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi, dan gempa bumi.

Al-Kindi lahir di Kufah dari keluarga bangsawan dari suku Kinda, keturunan dari kepala suku al-Ash’ath ibn Qays, sezaman dengan Nabi Muhammad. Keluarganya menjadi keluarga yang berpengaruh di kufa pada awal periode Islam, sampai peristiwa di mana kehilangan banyak kekuatannya setelah pemberontakan Abd al-Rahman bin Muhammad bin al-Ash’ath.

Ayahnya Ishaq adalah gubernur Kufah, dan al-Kindi menerima pendidikan awal di sana. Dia kemudian pergi untuk menyelesaikan studinya di Baghdad, di mana dia dekat dengan khalifah Abbasiyah al-Ma’mun (memerintah 813–833) dan al-Mu’tasim (memerintah 833–842).

Karena pembelajaran dan bakatnya untuk belajar, al-Ma’mun mengangkatnya ke rumah ilmu pengetahuan, sebuah pusat yang baru-baru ini didirikan untuk penerjemahan teks-teks filosofis dan ilmiah Yunani, di Baghdad. Ia juga terkenal dengan kaligrafinya yang indah, dan pernah dipekerjakan sebagai seorang kaligrafer oleh al-Mutawakkil.

Menurut bibligraf Arab Ibn al-Nadim, al-Kindi menulis setidaknya dua ratus enam puluh buku. Sebagian besar berkontribusi pada geometri (tiga puluh dua buku), kedokteran dan filsafat (masing-masing dua puluh dua buku), logika (sembilan buku), dan fisika (dua belas buku).

Meskipun sebagian besar bukunya telah hilang, beberapa telah bertahan dalam bentuk terjemahan Latin oleh Gerard dari Cremona, dan yang lain. Dua puluh empat karyanya yang hilang ditemukan pada pertengahan abad kedua puluh di sebuah perpustakaan Turki.

Baca juga:

Kontribusi terbesar Al Kindi pada bidang filosofi adalah usaha beliau untuk membuat filosofi Yunani mudah diakses dan mudah diterima oleh masyarakat arab berkat translasi dan pencarian ilmu dari banyak teks penting. Yang mana telah menjadi standar istilah filosofi arab yang berasal dari Al Kindi. Tanpa kontribusi dari Al Kindi, karya-karya besar dari filsuf lain seperti Al farabi dan Ibnu Sina tidak akan mungkin.

Menurut Al Kindi, metafisik adalah studi tentang ketuhanan. Dengan alasan ini, menurut beliau, tidak membuat perbedaan antara filosofi dan teologi karena menurut beliau merupakan subjek yang sama. Lalu dilanjutkan oleh Al Farrabi dan Ibnu Sina yang mana kurang setuju dalam hal tersebut.

Al Kindi menulis berbagai karya pada sistem perhitungan matematika termasuk aritmatika, geometri serta skala porsi dan waktu. Dia juga menulis empat jilid dalam sistem numeral india (Arab: اب استعمال الأعداد الهندية Kitāb fī Isti`māl al-‘A`dād al-Hindīyyah) yang berkontribusi besar pada difusi sistem penomoran India di Tengah-Timur dan Barat.

Dalam geometri, di antara karya-karya lain, ia menulis tentang teori paralel. Juga terkait dengan geometri adalah dua karya tentang optik.

Al Kindi juga merupakan teoris musik dalam dunia islam. Dia dikenal telah menulis 15 karya tulis dalam teori musik. Tapi lima buah karya nya saja yang berhasil diselamatkan. Beliau menambahkan senar kelima pada alat musik ‘ud. Karya-karyanya termasuk diskusi tentang nilai terapeutik musik dan apa yang dia anggap sebagai “koneksi kosmologis” musik.

Selain itu, Al Kindi juga berperan dalam bidang farmasi. Yang mana beliau mendemostrasikan aplikasi matematis pada obat-obatan dalam kekuatan obat serta sistem fase bulan untuk mengetahui lebih awal waktu paling kritis dalam sebuah penyakit yang dialami pasien. Menurut Plinio Prioreschi, ini merupakan upaya pertama dalam penakaran dalam sistem obat-obatan.

Ketika masa pemerintahan Khalifah Al-Mutawakil (847-861), karier Al-Kindi mulai menurun. Diduga terdapat dua alasan yang mendasari hal ini.

Alasan pertama adalah persaingan di perpustakaan dalam menerjemahkan karya ilmiah. Alasan kedua adalah penganiayaan Al-Mutawakil terhadap Muslim yang ortodoks. Menurut ahli sejarah, Al-Kindi meninggal pada 873 di Baghdad, ketika masa pemerintahan Al Mu’tamid.

Baca juga:

Dari karya-karya di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Kindi adalah master dari banyak bidang pemikiran yang berbeda dan dianggap sebagai salah satu filsuf Islam terbesar pada masanya. Pengaruhnya di bidang fisika, matematika, kedokteran, filsafat, dan musik sangat luas dan berlangsung selama beberapa abad.

Kontribusi utama Al-Kindi adalah pendirian filsafatnya di dunia Islam dan upaya dalam mencoba menyelaraskan penyelidikan filosofis dengan teologi dan akidah Islam. Teks-teks filosofis yang diterjemahkan di bawah pengawasannya akan menjadi teks standar di dunia Islam selama berabad-abad yang akan datang.