Waktunya Habis Hanya untuk Unggah Stori

Waktunya Habis Hanya untuk Unggah Stori
©Tribun

Di era milenial ini, mengunggah stori adalah kesukaan bagi kaum-kaum muda. Mulai dari aktivitas sehari-hari sampai kegiatan yang memang jarang dilaksanakan.

Entah karena ingin pamer atau kenapa, kebanyakan orang memilih untuk mengunggah kegiatannya. Makan, ngopi, ngerokok, semuanya bikin stori. Belum lagi liburan, main ke pantai, muncak ke gunung dibikin stori. Semua aktivitas terekam dalam stori.

Bukannya saya tidak sepakat dengan adanya pembuatan stori, saya juga terkadang membuatnya. Hanya saja tidak berlebihan, dalam artian yang sekiranya tidak perlu diunggah distori ya tidak saya unggah. Bisa dibayangkan berapa banyak waktu yang mereka buang hanya untuk membuatnya!

Ketika sedang berkumpul bersama teman-teman, bukannya ngobrol dan menikmati obrolannya justru malah sibuk membuat stori. Ini, kan, secara tidak langsung kurang menghargai teman-teman yang berada di sekitarnya. Waktu kumpul yang harusnya dinikmati dengan obrolan candaan justru malah membuat orang lain malas untuk berkumpul lagi.

Lebih jauh lagi, misalkan kita mengunggah foto dengan teman-temannya, ini kan bisa membuat suatu kecemburuan bagi teman yang tidak bisa menghadirinya. Atau bisa saja membuat orang lain minder bertemu karena merasa jarang ikut kumpul.

Baca juga:

Terkadang juga menghabiskan waktunya untuk mengunggah sesuatu yang tidak penting sama sekali. Misalkan unggah foto sebatang rokok dan kopi, ini kan sesuatu yang tidak penting. Karena semua orang pernah melakukannya.

Belum lagi membuat caption stori. Misalkan membuat satu caption selama 5 menit, dalam sehari membuat 15 kali, berarti satu jam lebih hanya untuk membuat caption. Waktu satu jam ini harusnya kan bisa digunakan untuk membaca buku, belajar, membantu orang tua dan lain sebagainya.

Generasi muda harus lebih cerdik lagi dalam menggunakan medsosnya dalam kegiatan sehari-hari. Jangan sampai terjebak di dalamnya.

Muchammad Mugiono
Latest posts by Muchammad Mugiono (see all)