Yang Tak Lagi

Yang Tak Lagi
Ilustrasi: Wellcome Library, London

Sayang…
Pahlawan itu tak lagi tegar
Tak lagi berkarya
Tak lagi menyapa sang buku-buku
Tak lagi menyentuh sang pena
Tak lagi berkutat dengan akal pikirnya
Semangat juangnya luntur

Sayang…
Rindu aku akan pahlawan masa silam
Penyulut api perjuangan
Tak pantang merengek akan keadaaan
Pahlawan yang pantas ku sebut wakil Tuhan

Teguh akal pikirnya
Konsisten pada tindakan
Dia tak pernah fasik, sayang

Sayang…
aku menyebutnya wakil Tuhan
Aku merindu
Dirinya kini hanya dapat kutemui dalam buku-buku

Sayang…
dia tak lagi sudi bertemu
kini dia mampu membeli kehidupan

Dia bukan lagi pelajar
Zaman itu sudah lawas
lima tahun silam dia disumpah sembari memakai toga

Bukan lagi zamannya duduk di lesehan dan bangku kayu
Bukan lagi zamannya berdiskusi di warung kopi apalagi kost pinggir kali
Kaos oblong sudah jadul
Ah, buku-buku sudah khatam dibaca

Sayang…
Kemeja dan jas jauh lebih memikat katanya
Makan di restoran sembari berbincang tentang negara dan kaum miskin yang tertindas

Asyik memang
Ditemani kawan-kawan berbaju rapi dan berdasi
Mereka orang terpandang, sayang
Kerjanya di kantor pemerintahan
Rumahnya mewah

Ah, kau Jayus Trumbukarang
Kawan lamaku
Kini hidupmu tak lagi susah, sudah mapan
D0aku untukmu, kawan, semoga kau tak salah jalan

Sayang…
TV usang pemberianmu dipenuhi berita tak karuan
Dari pencurian uang rakyat oleh pejabat sampai kekerasan terhadap selangkangan wanita

Sayang…
Hari ini kawan lamaku yang mapan itu makin terkenal
Wajahnya dikenal banyak orang
Namanya tertulis di TV dan  koran harian
Begini tulisannya “Jayus T. Tersangka Pencurian dan Pelaku Kekerasan Terhadap Selangkangan”

Sayang…
Doaku gagal
Dia khilaf dan keasyikan

_____________

*Klik di sini untuk membaca sajak-sajak lainnya.

Uci Susilawati
Latest posts by Uci Susilawati (see all)