Ahok Hapus Kartu Kredit Korporasi, Pertamina Bertahan di Tengah Krisis

Ahok Hapus Kartu Kredit Korporasi, Pertamina Bertahan di Tengah Krisis
©detik

Nalar Politik – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok makin memantapkan ketahanan perusahan energi nasional di tengah terpaan krisis. Salah satu upaya terbaiknya adalah melakukan penghapusan kartu kredit korporasi yang berlaku khusus bagi dewan direksi, komisaris, hingga manajer.

Disampaikan Ahok sebagaimana dilansir detikcom, keputusan tersebut merupakan kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina. Semua pihak disebut telah menyetujui, mulai dari dewan direksi hingga komisaris.

“Secara lisan, para dewan komisaris dan dewan direksi tidak ada yang keberatan di RUPS atau menolak usulan penghapusan kartu kredit korporasi,” kata Ahok, Selasa (15/6).

Menteri BUMN Erick Thohir turut disebutkan telah setuju dengan rencana tersebut.

“Itu teknik operasional. Prinsipnya Pak Menteri setuju. Tetapi karena dalam RUPS diwakili surat kuasa, tidak spesifik bicara setuju,” tambahnya menjelaskan.

Meski Ahok belum mengatakan detail soal apakah kebijakan itu sudah dibuat aturan internalnya atau belum, ia menegaskan, sejak RUPS Pertamina, dirinya telah melarang fasilitas kartu kredit.

Bahkan ia sempat meminta bagi pihak-pihak yang memiliki kartu kredit korporasi agar segera menutupnya atau mengembalikannya kepada perusahaan.

“Kemarin saya sudah sampaikan di RUPS. Mulai hari ini tidak boleh makai kartu kredit perusahaan lagi, segera ditutup dan kembalikan,” tegas Ahok.

Diketahui, dalam RUPS Pertamina, agenda utamanya adalah membahas dan mengesahkan laporan keuangan tahunan untuk tahun buku 2020.

Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan sepanjang 2020 Pertamina mencetak laba bersih sebesar US$1,05 miliar atau sekitar Rp15,3 triliun (kurs Rp14.572). Sementara Penghasilan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) sebesar US$7,6 Miliar dengan EBITDA Margin 18,3%.

“Hal ini menunjukkan kondisi keuangan Pertamina aman dan mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global,” kata Fajriyah melalui keterangan tertulisnya.

Tidak ada perubahan yang dilakukan dalam jajaran direksi dan komisaris di Pertamina.

Baca juga: