
Wahai Andrina, wanita idamanku
Berapa lama lagi engkau menutup hatimu terhadapku?
Sudah sejak aku berpacu pada cintamu, aku menunggu
Dan engkau tak kunjung membuka hatimu terhadapku
Kini hatiku ingin meramu cintamu
Masakah engkau membiarkannya begitu saja?
Tidakkah engkau peduli dengannya?
Aku bahkan tak peduli engkau berkata apa dan berbuat apa untuk mendapatkan cintamu
Aku ingin engkau tahu betapa aku menginginkanmu, sehingga sedikit pun hariku bersamamu tak ingin kulewatkan
Entah apa yang membuat hatimu begitu tertutup padaku
Adakah yang lain sehingga sedikit pun tak engkau pedulikanku?
Apakah tak cukup aku mengabdi pada katamu?
Atau masih kurang dengan semua yang telah kuberikan padamu?
Kenapa sedikit pun engkau tak melirik cintaku?
Andrina
Tak sedikit hariku memujimu
Tak sedikit sajakku menyebutmu
Dalam doaku pun tak henti-hentinya aku memintamu
Masakah semuanya belum cukup, adakah aku dalam hatimu?
Mencintaimu dengan Caraku
Mencintai hujan adalah caraku untuk menutup air mata kesedihan
Mencintaimu adalah caraku untuk menemukan kasih
Mencintai matahari adalah caraku untuk menghangatkan tubuhku yang rapuh
Mencintaimu adalah caraku untuk memilikimu
Caraku mencintai hujan tak seperti mencintaimu
Caraku mencintai matahari tak seperti mencintaimu
Caraku mencintaimu tak seperti cara mereka mencintaimu
Aku mencintaimu dengan caraku
Perihal Mencintai
Mencintai bulan
Mengajarkanku untuk bertahan dalam kenikmatan dan keindahan sementara
Karena suatu saat dia datang kemudian pergi tanpa meninggalkan jejak
Mencintai matahari
Mengajarkanku untuk bertahan dalam panasnya tantangan untuk memilikimu
Dan aku sadar, suatu saat dia akan menghilang karena ditelan dinginnya malam
Mencintai kamu
Mengajarkanku untuk belajar menemukan kasih dan sayang
Karena aku tahu dalam kamu ada segudang kasih dan sayang
Aku tahu mencintai bulan itu indah
Tapi, aku tak mau keindahan itu sementara
Aku tahu mencintai matahari itu menarik
Tapi, ku tak mampu bertahan dalam kegersangan harapan
Aku hanya ingin mencintaimu
Yang keindahannya kumiliki sampai aku tak mampu memilikinya lagi
Yang menghujaniku ketika aku berada dalam kegersangan harapan
Aku Selalu Cemburu
Aku selalu cemburu pada bulan
Yang sering kali kau hujani dengan pujian
Yang keindahannya selalu kau dengungkan
Padahal ia datang kemudian pergi tanpa meninggalkan pesan untukmu
Aku selalu cemburu pada cermin
Yang selalu kau hujani dengan tatapan
Yang menatap setiap lekukan tubuhmu tanpa berkedip
Padahal ia tidak pernah mendengar dan menemanimu
Ketika kepedihan dan kesedihan melandamu
Aku selalu cemburu dengan dia
Yang sering kali kau agung-agungkan
Yang namanya selalu kau ceritakan
Padahal dia telah membuatmu menangis berulang kali
Andai
Andai
Kau masih seperti dulu
Yang penuh dengan kesetiaan
Ku takkan biarkan kau pergi
Andai
Kau masih mengasihiku
Dengan caramu yang dulu
Ku takkan biarkan harapanku pupus
Andai
Kau masih mencintaiku
Dengan segenap jiwa ragamu
Ku takkan biarkan rasa ini pergi
Andai
Pelukanmu
Masih sehangat dulu
Ku takkan biarkan tubuh ini jatuh dalam pelukan mereka
- Mengapa Perlu Perempuan dalam Dunia Politik? - 19 November 2023
- Sajak-Sajak Kecil tentang Rindu - 27 Januari 2023
- Menulis Tak Kenal Putus Asa - 24 Desember 2021