Asa Akhir Mei

Asa Akhir Mei
©Wahana News

Kapal tua yang kehilangan arah tak kuasa terdamar buta.

Hari yang terus berganti ini, sembari memberi salam, sempat meninggalkan: luka, tawa, dan makna. Narasi palsu penuh kepura-puraan tak lagi bersembunyi di malam Sabtu yang berkendara. Ia melintasi pembatas; bertemu tak lagi menyapa.

Harus kita akhiri di bulan Mei. Juni dan Juli akan menyambutku dengan lembut tanggal kelahiranku. Tak ada lagi Rabu, kamu, dan aku!

Kami memulai pelayaran ini dari awalan Mei dengan penuh bahagia, lembaran berganti halaman dan tiba di tanggal 5 Mei. Ini terbilang pencapaian yang awalnya sulit pada usia 2 tahun dengan miringnya kapal yang tak kuat menahan sewaktu-waktu badai menghantam. Saling percaya, memberi dukungan, mengirim doa selalu kami ucapkan bersama guna menahan godaan yang tak pernah selesai mengundang.

Hari demi hari kami coreti lalu menghitung angka tersisa di bulan Mei. Pancaroba membuat tubuhku makin kurus dan tak lagi kuat menggendongnya sebelum ke ranjang menutup hari.

Kami tak lagi berkabar. Dia yang diam-diam di tengah hari memisahkan diri dengan mendayung sampan kecil untuk berlabu ke pulau yang ada di belakang. Menuliskan surat dalam amplop Filmon: “Aku wanita yang tak pernah merasa puas”.

Belum sempat tubuhmu aku cicipi. Telepon kini tak lagi berkabar, ceritaku kini tak lagi aku ceritakan. Menghitung angka terakhir membuatku hampir mati pada pertengahan Mei yang harus lama lagi untuk dilewati.

Kini sudah sebulan rasanya. Setengahnya kami menikmati bersama, setengahnya lagi masing-masing terpisah berlayar dengan arahnya sendiri. Singkatnya, suka dan duka di bulan ini aku maknai sebagai proses pendewasaan diri.

Baca juga:

Sekali-sekali memaknai setiap perjumpaan, akan aku memulai mengisahkanmu dalam tulisan berupa esai yang takkan pernah ada habisnya merasakan hadirmu bersamaku saat memulai kalimat tentangmu. Kamu akan selalu ada dalam setiap halaman filsafat yang aku baca tiap harinya.

Dan ternyata kamu lebih sulit untuk aku pahami dibandingkan Socrates dalam buku Sejarah Filsafat Barat karya Bertrand Russel.

Yovinianus Olin
Latest posts by Yovinianus Olin (see all)