
Nalar Politik – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku menghadapi tiga tekanan besar yang datang bersamaan, yakni sektor kesehatan, disrupsi digital, dan pasar global. Tiga tekanan besar ini muncul saat ia melakukan transformasi dan bersih-bersih BUMN.
“Jangan-jangan ini tekanan yang menjadi ujian terberat untuk manusia,” kata Erick saat menyampaikan Orasi Ilmiah bertajuk “Peranan BUMN dalam Hilirisasi Hasil-Hasil Inovasi Teknologi” di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Sabtu (11/12).
Di sektor kesehatan, pandemi Covid-19 masih dipandang punya dampak terhadap rantai pasok global. Hal ini terbukti di mana Korea Selatan, untuk pertama kalinya, membeli urea industri dari Indonesia padahal sebelumnya selalu dapat dari Cina.
“Tetapi harga fosfat makin mahal juga yang kita beli dari Maroko atau Yordania, harga kontainer juga melambung.”
Erick memproyeksikan perubahan rantai pasok global akan terus terjadi dan menjadi momentum bagi Indonesia untuk dapat menjadi pemain utama di kancah global. Apalagi diketahui bahwa Australia turut tertarik membeli urea industri dari Indonesia.
“Karena itu, kemarin semua negara, karena tahu Indonesia ini kaya sumber daya alam, di G20 kita dipaksa menandatangani supply chain agreement. Terima kasih kepada bapak presiden, beliau menolak dan kami menteri-menteri pun mendukung untuk menolak.”
Disrupsi digital pun, lanjut Erick, telah mengubah banyak hal, mulai dari model bisnis, jenis usaha, hingga lapangan pekerjaan. Ia kemudian menilai bukan eranya lagi bagi Indonesia melepas sumber daya alam untuk pertumbuhan ekonomi bangsa lain.
“Sudah waktunya sumber daya alam harus dimanfaatkan untuk pertumbuhan negeri sendiri.”
Hal serupa terjadi dengan market yang harus dipastikan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Jangan lupa, kita masih menghadapi tekanan kesehatan yang menimbulkan ketidakpastian ekonomi terjadi; ketika covid naik, ekonominya menurun.”
Baca juga:
- Erick Thohir Cawapres 2024 Pendongkrak Elektabilitas
- Muda dan Baik, Erick Thohir Dinilai Potensial untuk Nyapres
- Jika Pasangan Amin Maju, Hanya 16,5 Persen Warga Akan Memilih - 22 September 2023
- Figur Presiden Lebih Kuat daripada Partai Politik - 8 September 2023
- Rakyat Indonesia Menolak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara - 27 Agustus 2023