
Nalar Politik – Dari Manado, Sulawesi Utara, Saidiman Ahmad menyebut demokrasi adalah anugerah yang tak ternilai. Hal itu ia tegaskan saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Membincang Demokrasi Indonesia Pasca-Pilpres 2019.
“Bagi mereka yang pernah mengalami pedihnya hidup dalam era otoritarian, demokrasi adalah anugerah yang tak ternilai,” kata Saidiman.
Adapun gejala memudarnya demokrasi, menurutnya, akan dengan mudah dianggap sebagai ancaman. Maka tak heran jika mereka yang menilai demokrasi sebagai anugerah akan terus membentenginya dengan gagasan dan praktik nyata di lapangan.
“Rasionalnya begitu,” tambah peneliti Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) ini.
Meski demikian, alumnus Public Policy di Australian National University ini tetap mempertanyakan perihal mereka yang tidak pernah mengalami masa-masa kegelapan berupa otoritarianisme. Tampaknya Saidiman sangsi bahwa demokrasi, buat mereka, bukan menjadi barang mewah nan mahal.
“Tapi bagaimana dengan mereka yang ketika lahir dan tumbuh sudah berada di dalam masa demokratis? Apakah demokrasi akan tetap jadi isu yang menarik dibahas?”
Demikian itulah yang Saidiman bincangkan bersama para aktivis lintas organisasi. Mereka berkumpul dan mendiskusikan demokrasi dalam Sekolah Alternatif Perempuan gagasan Puanacitya, Manado, Sulawesi Utara (6/9).
Baca juga:
- Perilaku Jokowi ke PDI Perjuangan Dinilai Kurang Pantas - 24 November 2023
- Publik Percaya Jokowi Sedang Membangun Politik Dinasti - 23 November 2023
- Keputusan MK Tidak Adil, Hanya Memenuhi Keinginan Gibran Menjadi Cawapres - 13 November 2023