Dialog Politikus Muda Jawab Tantangan Polarisasi Bangsa

Dialog Politikus Muda Jawab Tantangan Polarisasi Bangsa
©NU

Nalar Politik – Policy Center Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) menilai adanya dialog politikus muda dapat menjadi salah satu cara menghilangkan polarisasi yang memecah belah persatuan bangsa.

Sebagai upaya menghadirkan, pihaknya berencana mengundang secara berkala para alumni UI yang saat ini berkiprah sebagai politikus dan tokoh muda di partai politik, lembaga-lembaga pemerintahan, dan organisasi masyarakat.

“Kami akan berembuk menjawab tantangan polarisasi bangsa sebagai langkah awal membaca negara ini jadi lebih baik untuk menyongsong Indonesia 2045,” kata Ketua Policy Center ILUNI UI M Jibriel Avessina melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (18/12).

Terkait itu, Policy Center ILUNI UI mulai mempertemukan para politikus muda alumni UI melalui Forum Diskusi Salemba ke-70 yang digelar secara virtual minggu ini.

Forum diskusi itu dihadiri setidaknya oleh empat politikus muda alumni UI, yaitu Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Kepala Staf Presiden Partai Keadilan Sejahtera Pipin Sopian, Ketua DPP Partai Gerindra Vasco Ruseimy, dan Ketua Umum DPP AMPI/Lembaga Inovasi dan Kreativitas DPP Golkar Dito Ariotedjo.

Dalam acara diskusi, Herzaky menyampaikan polarisasi terjadi ketika ada upaya memberi label terhadap kelompok tertentu. Misalnya, label bahwa oposisi merupakan kelompok yang ingin mengacaukan kerja pemerintah.

“Label atau stigma yang memecah belah itu ada karena ada pihak-pihak yang sengaja membuat, membentuk, dan merawatnya,” ucap Herzaky.

Oleh karena itu, ia menyampaikan polarisasi dapat dilawan, salah satunya, melalui kontra narasi atau membuat narasi-narasi yang menyatukan bukan memecah belah.

“Pada saat polarisasi itu dirawat, dibentuk, dan didesain untuk terus ada oleh pihak-pihak tertentu, berarti untuk meminimalisasi polarisasi juga bisa didesain dan dirancang,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, polarisasi juga dapat ditekan, antara lain, dengan menciptakan ruang dialog yang terbuka, menjalin silaturahim antarkelompok yang berbeda, dan mengedukasi masyarakat bahwa perbedaan merupakan hal yang biasa.

Baca juga: