
Lelahnya raga di ambang rasa bahagia
Sang pujaan hati pun terpana
Hingga terlarut berdua
Enggan berpisah raga
Dua insan bermabuk asmara
Saling menatap rasa cinta
Yang lupa akan semesta
Seakan semua milik berdua
Pertemuan mengacau pikiran
Tak ingin waktu lebih cepat
Karena tentang dialog perasaan
Tak akan pernah lagi tepat
Mulanya hanya kepedulian
Yang bermajas menjadi cinta
Menjadi takut kehilangan
Atas dasar janji yang sama
Redupnya cahaya hari
Menyempatkan dua insan
Berdekapan diri
Melewati kelamnya hari
Semilir angin di gelap hari
Membuat dekapan makin erat
Kehangatan rasa setiap diri
Membuat tak ingin pisah lebih cepat
Khawatir tak akan ada lagi titik temu
Kecupan ujung kepala tak berkesudahan
Melarutkan kenyamanan yang syahdu
Seolah-olah lupa pada keadaan
Kiliran daging tak bertulang itu
Saling mengambil kesenangan
Merasa-rasa hal baru
Menghindar dengan enggan
Agresif!
Ini bukan cinta, ini nafsu
Ini kesalahan pasif
Membuat sebelah pihak membisu
True Love tak merusak
Tetapi men-treat tanpa menyentuh
Motherfucker dengan khalwat
This is bullshit man
Dusta Hati
Keindahan ucapanmu
Mendiagnosisku untuk percaya
Senyatanya bukan untukku
Untuk penasaran yang kau rasa
Congor itu ingin kugampar
Dengan bukti faktual
Duh, walau sudah otomatis tergampar
Masih saja beralasan tak berakal
Hah, masih saja bermanipulatif rasa
Tak tahu aku siapa
Seorang traumatis yang diamuk rasa
Hingga tahu taktikmu berlaga
Memperhatikanmu bermain
Menjadi seseorang playing victims
Pelatih tak ikut bermain
Tetap perhatikan dan diam
Merasa paling menang
Merasa hati senang
Aksimu terlalu kolot
Tak henti ini hati mengataimu bolot
Hortensia
Fana merah jambu mengantarkan kita pada alas beraspal itu
Meredupkan rasa amarah yang berlalu-lalang
Masamnya beradu lidah dengan hati yang batu
Tak berkesudahan bagai panjangnya ilalang
Halaman selanjutnya >>>
- Bab Dua Puluh - 23 Mei 2022
- Dosa Terindah - 21 Mei 2022
- Tadabbur wa Tafakur - 29 Juli 2021