
Di era digital, perkembangan teknologi berupa gadget (gawai) begitu pesat manjamah pengetahuan manusia; dari anak-anak hingga lanjut usia. Inilah era modern dengan seluruh aneka perkembangannya.
Beragam jenis teknologi hampir sulit terhitung jari. Seperti gawai, barang ini dapat kita temui di mana pun dan oleh siapa pun, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
Banyaknya keunggulan teknologi gawai yang bersaing menyebabkan harganya makin terjangkau. Dulu, barang mewah ini hanya milik kalangan menengah ke atas. Tetapi sekarang, hampir semua kalangan masyarakat memilikinya. Karena hakikatnya teknologi tercipta untuk mempermudah urusan manusia.
Seiring berkembangnya teknologi, pengaruh gawai ini telah mengakar pada anak usia dini. Sangat mudah sekali menarik perhatian dan minat anak dengan beragam keunikan yang jadi tawarannya. Sudah menjadi hal yang biasa bahwa anak yang berusia 4 dan 5 tahun pun telah pandai memainkan atau mengoperasikannya.
Ada beragam pengaruh yang timbu dari para penggunanya, utamanya pada anak-anak. Untuk itu, peran orang tua begitu sentral dalam mengontrol penggunaannya pada anak.
Dampak Positif Gawai pada Anak
Dengan gawai, seorang anak tentu akan mudah mengakses kebutuhannya, baik yang berhubungan dengan pelajarannya, bahkan yang tidak berhubungan sama sekali. Selain itu, peningkatan ini membuat mereka tentu akan memiliki akses pengetahuan yang luas. Hal tersebut dapat mereka lakukan bila segala media dan aplikasi di dalamnya, berhubungan dengan pengetahuan, misalnya game tebak-tebakan dan lain sebagainya.
Ya, di balik semua risiko penggunaan gawai, anak tentu tidak akan mengganggu lagi kedua orangtuanya yang sedang bekerja. Sebab mereka telah punya kesibukan dan keasyikan di dunianya sendiri, meski hanya baru sebatas menggunakannya.
Negatifnya Gawai pada Anak
Akan tetapi, penggunaan secara berlebihan tentu berisiko besar pada radiasi elektromagnetik. Tidak sama dengan orang dewasa, badan anak-anak, khususnya anak yang berumur di bawah lima tahun, sangatlah peka pada kemungkinan bahaya dari lingkungannya.
Telah kita ketahui bahwa tiap-tiap gawai punya paparan elektromagnetik yang bisa memengaruhi badan. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja tidak dianjurkan untuk terpapar radiasi elektromagnetik dalam periode waktu lama.
Untuk anak 1-3 tahun yang saraf-sarafnya sedang berkembang, radiasi elektromagnetik dari lingkungan di sekelilingnya bisa menghalangi perkembangannya. Hal itu dapat mengakibatkan perubahan kognitif anak berjalan lambat, dan anak sulit berkonsentrasi.
Di samping itu, anak tentu juga tidak akan mudah berkonsentrasi pada teks mata pelajarannya di kelas. Karena memang, aplikasi-aplikasi serta sistem operasi pada gawai menghidangkan hubungan multimedia yang memikat. Permainan warna, animasi plus nada, menjadikan anak kerasan berlama-lama di depan monitor.
Pada saat sekolah tiba, anak yang punya kebiasaan berhubungan dengan gawai bakal menjumpai kesusahan untuk menyerap materi pelajaran sekolah yang condong statis. Teks hitam-putih, tanpa ada animasi, tanpa ada nada. Terlebih bertemu dengan guru yang kurang lihai mengemas mata pelajaran jadi menarik.
Lebih daripada itu, penggunaan gawai pun akan berpengaruh pada penyusutan kemampuan psikomotorik anak. Hal ini menjadikan kemampuan anak jadi (atau kurang) berkembang.
Padahal, di masa kanak-kanak sendiri, harusnya mereka mampu mengeksplorasi semua bakat psikomotoriknya. Seperti, misalnya, dalam hal menggambar, bernyanyi, bertanding, maupun aktivitas lainnya.
Penggunaan secara berlebihan pun akan membuat si anak jadi kecanduan. Inilah yang paling fatal. Maka mau tidak mau, orang tua harus berperan serta dalam mengawasi anaknya pada kemungkinan kecanduan ini. Tanpa ada pengawasan, ada kemungkinan anak dapat jadi gadget-holic, dengan kata lain: kecanduan gawai.
Saran untuk Orang Tua bagi Penggunaan Gawai untuk Anak
Peran orang tua sangatlah penting agar para generasi penerus bangsa tidak terkena dampak negatif yang timbul dari kemajuan teknologi. Sebaliknya, dengan pengawasan orangtua, maka kemajuan teknologi akan membantu para remaja untuk meningkatkan kreativitas dan meraih prestasi.
Halaman selanjutnya >>>
- Sang Muslim Ateis: Perjalanan dari Religi ke Akal Budi - 28 Februari 2023
- Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar - 23 Februari 2023
- Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal - 22 Februari 2023