Gejayan Kembali Memanggil

Gejayan Kembali Memanggil
Seruan Aksi

Nalar Politik – Masih ingat peristiwa di Gejayan tahun 1998? Tempat ini jadi saksi perlawanan mahasiswa dan elemen masyarakat Yogyakarta terhadap rezim yang represif, Orde Baru Soeharto.

Kisah tersebut terkenal dengan Peristiwa Gejayan atau Tragedi Yogyakarta. Sejumlah massa yang mayoritas mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa. Mereka menolak terpilihnya kembali Soeharto sebagai presiden pada Mei 1998.

Ambruknya perekonomian Indonesia juga jadi alasan tersendiri kenapa aksi tersebut tergelar secara besar-besaran. Meski tidak berjalan damai dalam arti berujung dengan bentrokan, peristiwa tersebut orang kenang dan memicu gerakan-gerakan baru lahir.

Tahun ini, 2019, Gejayan kembali memanggil jiwa-jiwa yang resah. Pemicu utamanya, sebagaimana tergambar dari Seruan Aksi Damai #GejayanMemanggil, adalah kebebasan dan kesejahteraan makin hari makin terancam di tangan rezim yang kurang lebih serupa.

Para penggeraknya menilai pemerintah makin memojokkan rakyat melalui RKUHP, UU KPK, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanian, kriminalisasi aktivis di berbagai sektor, dan ketidaseriusan pemerintah dalam menangani isu serta RUU PKS yang tak kunjung sah.

Dalam aksi yang akan terselenggara pada Senin, 23 September 2019, demonstran juga akan melayangkan mosi tidak percaya kepada DPR RI dan elite politik. Para penginisiasi, di antaranya: mahasiswa UGM, UPNV, UIN, Sanata Dharma, Akprind, Amikom, Unisa, UNY, UMY, Instiper, dan lain sebagainya.

Seruan dan Tuntutan

Berikut adalah tuntutan utama massa aksi yang viral di media sosial:

  1. Menolak pasal bermasalah RUU KUHP
  2. Mendesak penghapusan pasal bermasalah RUU Pertanahan
  3. Tidak membenarkan revisi UU Ketenagakerjaan
  4. Menolak pasal bermasalah RUU Permasyarakatan
  5. Menuntut pembakaran hutan dan lahan Sumatra, Riau, Jambi, Kalimantan, dan Maluku, serta perubahan iklim
  6. Menuntut segera disahkan RUU PKS
  7. Menolak rasialisme dan kriminalisasi atas Papua

“Aksi ini atas dasar keikhlasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Maka dari itu, yang tidak siap, jangan berangkat,” demikian bunyi imbauannya.

*Informasi tambahan: massa akan memulai aksi dengan long march dari tiga titik berikut: Gerbang Utama Kampus Sanata Dharma, Pertigaan Revolusi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Bundaran Universitas Gadjah Mada.

Aksi ini terjadwal mulai pukul 11.00 WIB dan akan bersatu padu di Pertigaan Colombo, Gejayan, Yogyakarta, pukul 13.00 WIB.

Baca juga: