
Nalar Politik – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menolak adanya calon presiden maupun calon wakil presiden dari PBNU pada Pemilu 2024 mendatang.
“Saya tidak mau ada calon presiden dan wakil presiden dari PBNU,” kata Gus Yahya di Jakarta, Minggu (19/12).
Daripada terlibat membuat polarisasi yang sebelumnya sudah menjamur, ia ingin agar kalangan nadhliyin mengambil jalan yang menyatukan.
“Mari istirahat dulu, mari sembuhkan dulu luka-luka dan mengutuhkan kembali poralisasi yang sudah terjadi.”
Menurut kandidat terkuat sebagai Ketua Umum PBNU pada Muktamar NU ke-34 di Lampung 2021 ini, yang penting untuk dilakukan saat ini adalah mengembalikan marwah NU dengan cita-cita peradaban yang mulia bagi seluruh umat manusia.
Meski tak menyangkal akan adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan PBNU untuk kepentingan pribadi hingga kepentingan politik, ia tetap menegaskan marwah NU harus melekat sebagai gerakan yang memperjuangkan kemaslahatan Indonesia.
“Setiap orang punya kepentingan, tetapi bagaimana saya ajak untuk mengejar kepentingan masing-masing melalui cara untuk membawa maslahat untuk semua orang.”
Gus Yahya mengaku terinspirasi dari pemikiran Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ini juga yang menjadi salah satu alasannya maju bertarung di Muktamar NU di Lampung, yakni menghidupkan kembali idealisme, visi, dan cita-cita sang pendahulu.
“Mari kita gunakan cara berpikir Gus Dur dengan mengutamakan kepentingan bangsa. Beliau tidak pernah peduli dengan kepentingan sendiri atau kelompok.”
Gus Yahya menilai, idealisme, visi, dan cita-cita Gus Dur masih relevan sampai sekarang. Bahkan, secara sosiologis, relevansi pemikirannya akan tetap bertahan hingga puluhan tahun mendatang.
“Ini (Mukmatar NU) merupakan momentum sangat tepat untuk menghadirkan kembali Gus Dur.”
Baca juga:
- Friksi Jelang Muktamar NU di Lampung yang Ahistoris dan Menyimpang
- Ulil Sedih Lihat PBNU Hendak Jadi Konservatif Memundurkan Demokrasi
- Figur Presiden Lebih Kuat daripada Partai Politik - 8 September 2023
- Rakyat Indonesia Menolak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara - 27 Agustus 2023
- Tren Dukungan Bakal Calon Presiden 2024 - 25 Agustus 2023