
Sepi mendekap tubuh ini
Ditemani rintikan hujan yang membasahi
Waktu terus berganti
Kala rindu mendampingi
Walau dirimu jauh bagai di antartika
Namun perasaan ini takkan pernah berubah dan akan tetap sama
Hujan di kala senja kali ini seakan melukiskan suatu kenangan
Membuat senyum tergambar rapi mengundang kemesraan
Anggap saja air yang menetes di hujan kali ini adalah rinduku
Rinduku yang tak mungkin sampai kepada tuannya
Retas rindu yang akan terus tumpah tanpa ada yang menandanginya
Seiring awan kelabu dan lantunan gemuruh petir yang ikut mewarnai rinduku kali ini
Mengalah dalam Peluk
Sudah lama aku ingin memelukmu
Sayang, semuanya terhalang oleh cerita omong kosong
Andai aku sabar hadapi setiamu
Mungkin, saat ini kita sedang bercengkerama
Kita adalah sepasang takdir yang harus berpisah sementara
Semoga kau abadi dalam harapan
Andai kau ajak raga dan rasaku kembali
Akan kubuka lebar-lebar semua kisah yang sebenarnya
Doa Rindu
Sejak kau lepaskanku
Terpaksa ku naiki rindu
Meski kan menyiksaku
Sedikit pun aku tak ragu
Rindu
Tak henti ku kayuh
Berdayungkan kesetiaan
Cintaku tetap terjaga utuh
Meski dilanda badai kekecewaan
Rindu
Kokoh di tengah pilu, yang datang bergemuruh
Aku tak pernah ragu, nanti pasti kan berlabuh
Tenggelam Tanpa Suara
Aku tenggelam tanpa suara
Dari dalam puing-puing lara
Terpuruk duka nestapa
Yang terus menyeret paksa
Meski hati telah letih meronta
Ku lihat gelap saja yang setia bertahta
Seolah cahaya jatuh cinta pada gulita
Tak henti dijerat hampa
Sembunyikan binar dari hadapan netra
Yang merindu ribuan aksara
Dari balik kekang kebisuan ini
Sebentuk nada samar menghampiri
Menyeka dahaga hati
Akan kata dalam barisan puisi
Tentang jiwa yang sudah memasrah diri
Perlahan nada berbaris di telinga
Mengalun syahdu penuh makna
Bebaskan melodi yang sempat bungkam
Terseret kelam
Namun tetap tak sanggup melawan sepinya malam
Dari balik riuh alunan melodi
Aku masih saja tenggelam tanpa suara
Tertunduk bisu seorang diri
Entah tak mampu merangkai kata
Atau memang tak ingin suarakan hati
Kopi dan Rindu Menyatu
Rinduku padamu serupa kopi
Saat kepulnya bergumul di udara
Akan mudah dibawa angina menujumu
Seolah tahu ke mana arah pulang
Rinduku padamu tak ubahnya kopi
Saat aromanya riapkan wangi
Memaksa tabir menyerah dan takluk
Seolah tak punya daya tuk halangi
Rinduku padamu seperti kopi
Saat tegukan mulai dicecap rasa
Pahit semakin menggeliat dalam rongga
Seolah pahami getir kala terpisah
Bicara rindu dan secangkir kopi
Keduanya sama-sama tinggalkan ampas
Tentang kekalahan pada seduhan
Hingga ciptakan sisa yang tak lagi disentuh oleh rasa
- Ketika Para Seniman Masuk dalam Panggung Politik - 28 Juni 2023
- Tentang si Enu dari Kutub Utara - 2 Februari 2023
- Kata Hati - 22 Januari 2023