
Di depan jendela ada jemala yang merindu
Merindu malaikat yang setia menjagaku
Malaikat itu bernama ibu
Surgaku ada di telapak kakimu, ibu
Suaramu adalah nasehat kehidupanku
Matamu adalah kepercayaan dari tingkah lakuku
Nafasmu adalah sumber kebahagiaanku
Dan kasih sayangmu adalah asa bagiku
Sementara intuisimu melihatku dari kejauhan
Memandangku di perantauan demi sebongkah ilmu pengetahuan
Lembut jari membelai kehidupan
Aku sangat rindu hangatnya pelukan
Di pelupuk mata, hati, dan jiwa
Air seakan membahasakan itu semua
Teringat ketika di kampung halaman sana
Mereka mengabrupsi dengan hati yang gulana
Waktu berjalan begitu cepat
Secepat kilat menyambar dengan pucat
Seorang anak tak terasa tumbuh begitu cepat
Namun sayang, membalas kebaikan ibu belum sempat
Ibarat guru kehidupan yang mengajarkan kedamaian
Relung hati putih tak terelakkan
Gumam doa di setiap sujud keindahan
Mengisyaratkan anaknya diberi keselamatan
Dentang nafas menyeruak dalam keikhlasan
Biarlah rindu ibu kusimpan tanpa belas kasihan
Semua akan terbalaskan dengan pulang dalam kesuksesan
Ketika itu pula ibu menyambut dengan senyuman
*Klik di sini untuk membaca artikel lainnya dari penulis.
- Menuju Generasi Emas - 1 Mei 2019
- Kapital - 3 September 2018
- Aku Rindu - 6 Juni 2018