
Mengupas masalah ilusi demokrasi tentunya sangat urgen untuk dibahas, karena demokrasi saat ini sudah patut dipertanyakan di kalangan masyarakat. Sejatinya, demokrasi sudah mulai memudar dalam hidup bernegara. Mengapa penulis sebut seperti ini?
Jika dikaji lebih dalam, demokrasi hanya tinggal namanya saja, sedangkan attitude-nya sudah mulai pudar sedikit demi sedikit. Karena jika dilihat kondisi negara saat ini sudah sangat jauh dengan harapan berdemokrasi seperti yang diharapkan masyarakat sejak dulu.
Dalam konteks ini, penulis melihat keadaan demokrasi sekarang sudah sangat mulai mengambang sehingga tidak berpihak lagi terhadap masyarakat. Apa artinya negara ini jika kata demokrasi tidak sesuai dengan sikap yang sesungguhnya?
Penulis melihat dalam beberapa era yang sudah dilalui demokrasi hanya sebatas label saja, sehingga muncullah suatu narasi masyarakat bahwasanya setiap masyarakat yang berdomisili di negara ini berhak menuntut demokrasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan dalam memperjuangkan demokrasi.
Jika digarisbahawahi secara lebih mendalam, keadaan negara saat ini sudah kehilangan jati dirinya sebagai negeri demokratis. Karena berbagai pihak yang memperjuangkan kesejahteraan masyarakat sudah berakal bulus dan hanya mementingkan demokrasi kubunya saja, sedangkan masyarakat hanya bisa menikmati dan melihat terhadap dinamika yang dipermainkan dalam arus demokrasi. Sehingga masyarakatlah yang menjadi korbannya.
Namun, masyarakat apa boleh buat karena yang mempermainkan adalah tuannya sendiri. Jikapun masyarakat menuntut tuannyanya akan mengaung layaknya harimau yang berjumpa dengan mangsanya.
Tentu sangat ditakuti penulis bernarasi seperti ini karena kenyataan yang terjadi di negeri saat ini memang begitu. Kritikan yang dilontarkan oleh masyarakat bukan lagi dijadikan sebagai acuan untuk membentuk potensi demokrasi malah sudah dijadikan bahan tertawaan dan permainan oleh mereka dan menjadikan cambukan keras untuk memperbaiki kemimpinannya sendiri malah sudah menajadi instansi antikritik.
Sungguh lucunya negeri ini jika diamati secara spesifik di segala sektor, yang muncul di kalangan masyarakat hanya kekecewaan. Karena stagnan di berbagai sektor, jusrtru jika tidak berkembang di sisi demokrasi tentu harus di sisi ekonomi. Dengan keadaan seperti membuat masyarakat makin ilusi terhadap keadaan negara saat ini. Layaknya masyarakat dijadikan sebagai badut, karena ulah instansi yang tidak lagi berpihak dengan tulus kepada rakyatnya.
Baca juga:
Menurut pandangan penulis, pemerintah tidak lagi respons dengan efektif dalam memperbaiki berbagai tantangan yang muncul saat ini. Mungkin saja diakibatkan politik polarisasi yang akan muncul ke depan. Ini tentunya di luar kapasitas nalar masyarakat karena itu personal pemerintah sendiri yang tidak penting untuk diberitahukan, karena bukan itu yang masyarakat butuhkan saat ini. Tetapi yang sangat masyarakat butuhkan adalah kinerjanya seorang pemimpin dalam memperbaiki negeri ini.
Jika demokrasi ini dapat diperbaiki dengan efektif dan mulus, yang perlu dihilangkan terlebih dahulu adalah yang bermain dalam ranah pemerintahan yang mengedepankan politik kongkalikong atau bisa disebut dengan pelaku kolusi dan nepotisme. Jikalau penyakit itu tidak dihilangkan, otomatis penyakit tersebut makin kronis dalam dunia demokrasi.
Karena penyakit itu sangat berbahaya dan dampaknya juga sangat besar. Misalnya dilihat dalam kacamata politik penyakit seperti itu sudah menjadi budaya dan pemikiran seperti itu tentunya patut dihilangkan segera mungkin. Jika tidak bisa, penyakit itu dapat menjalar ke berbagai generasi penerus ke depannya.
Karena penyakit seperti itu lebih bahaya dari korona serta dapat mematikan arus demokrasi secara perlahan. Tentunya agar penyakit itu bisa hilang, peran utama dalangnya sendiri agar cepat mendapat kedasaran dan bertaubat sesegera mungkin. Jika kesadaran tidak dikedepankan, imbasnya terhadap diri sendiri dan masyarakat luas sehingga ilusi demokrasi tidak ada solusi dan akan jauh dari kesejahteraan. Tentunya kesengsaraan akan dirasakan secara berkepanjangan oleh rakyat.
Seiring berjalannya waktu, tahapan demokrasi di negeri ini mengalami pasang surut seiring bergantinya rezim di dalam memimpin bangsa ini.
Oleh karena itu, agar demokrasi dapat tercapai secara kafah, perlu upaya yang baik serta responsif terhadap perbaikan demokrasi di negeri ini. Sementara untuk memerdekakan di segala sektor, tentunya langkah utama yang harus dicapai adalah perihal demokrasi. Jika demokrasi sudah dapat dirasakan di segala aspek, tentunya kemerdekaan di sisi lain akan mudah untuk dicapai.
Dalam hal ini, semoga demokrasi dapat dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat, dan pemerintah juga harus antusias dan komitmen dalam memperjuangkan Demokrasi dan merespons dengan baik terhadap keluh kesah yang disampaikan oleh rakyat sehingga betul-betul konsisten dan fokus dalam memperjuangkan kemerdekaan demokrasi yang sudah lama diidam-idamkan oleh masyarakat sendiri.
Jika konteks yang penulis sebutkan diatas dapat diatasi dan diperbaiki, rakyat akan sangat mencintai pemimpinnya tersendiri dan patut diacungkan apresiasi karena dapat meninggalkan kesan yang baik di kala habis masa jabatannyanya nanti.
Baca juga:
- Pemuda dan Literasi - 29 Juni 2022
- Mewujudkan Generasi Berbasis Literasi - 25 Januari 2022
- Intelektual Organik - 21 Januari 2022