
Nalar Warga – Ini tulisan singkat pandangan saya tentang India di masa depan. Satu kata saja: suram. Kenapa?
Untuk menjawab, kita coba cari data: partai politik dengan anggota terbesar di dunia ini partai apa? Jawabnya: partai ultra-kanan yang sekarang memerintah India: BJP (Bharatiya Janata Party), yang mengusungkan ideologi nasionalisme berciri Hinduisme—dengan tujuan mendirikan khilafah Hindu-Hindutva. Berapa anggotanya? 180 juta (BJP to add 7 crore new members).
BJP melakukan rekrutmen besar-besaran, menggalang penduduk-penduduk yang berpikiran radikal untuk menjadi anggota selama partai mereka berkuasa. Partai Kongres India yang dulu lama berkuasa ketinggalan dalam politik identitas ini. Mereka hanya punya anggota 20 juta.
Media-media Barat kebingungan, kenapa India yang kacau balau karena salah manage pandemi C19, kenapa PM Modi malah tambah populer? Itulah pintarnya Modi dan BJP. Mereka menggerakkan massa 180 juta anggota partai membuat opini publik yang solid, bahwa C19 tidak masalah.
Modi tidak turun popularitasnya karena tidak ada saingan. Partai Kongres sudah masuk kotak, habis terlibas politik massa BJP dengan anggota 180 juta. Makanya mereka tidak peduli dengan warga muslim India yang berjumlah 200 juta. Karena mereka merasa bisa menggerakkan 1 miliar warga lainnya.
Apa yang dilakukan BJP juga dilakukan oleh Partai Nazi Jerman. Tahun 1945, ketika populasi Jerman kira-kira 65 juta, jumlah anggota Partai Nazi adalah 8,5 juta. Artinya, lebih dari 10 persen warga anggota Partai Nazi. Kira-kira 5 persen warga Jerman mati oleh Perang Dunia II.
BJP dengan anggota sebanyak itu tidak akan mundur dari kekuasaan. Mereka terlalu kuat dan solid untuk mundur. Mereka sedang merasa di atas angin. Mereka pikir Hindu dikesampingkan selama ini, saatnya identitas India dikembalikan ke Hindu. Inilah sumber konflik utama nanti.
Alih-alih menggunakan kekuasaan untuk merangkul dan mempersatukan, BJP menggunakan kekuasaan untuk memecah belah dan menghantam pihak lain. Iya, mirip Republikan dan Trum saat ini, memecah belah bangsa Amerika. Hasilnya sukses besar.
Ada dua korban dari keganasan politik BJP, yaitu warga non-Hindu di India dan warga Hindu sekuler yang menganggap agama Hindu adalah urusan pribadi, bukan untuk dibawa ke panggung politik.
BJP dan PM Modi mendapat angin dunia karena kemunafikan pihak Barat yang menutup mata terhadap kelakukan Modi yang menekan warga non-Hindu. Barat, terutama negara-negara Anglo-Saxon, berpikir perlu merangkul Modi sebagai sekutu menghadapi Cina. Apa pun yang dilakukan Modi oke-oke saja.
Tetapi India tidak mungkin bisa stabil dengan cara berpolitik seperti BJP tersebut. Walau minoritas, warga muslim ada 200 juta. Dipikir mereka ini akan diam saja? Apalagi kelompok Hindu radikal makin unjuk gigi di mana-mana. Negara ini akan mengalami proses friksi internal jangka panjang.
Dulu, friksi Hindu vs Muslim berhasil didinginkan karena ada pihak sekuler yang berdiri di tengah-tengah. Mereka mengusung India yang sekuler, merangkul semua golongan. Sekarang, pihak sekuler suaranya kecil sekali, bahkan Kongres sudah mulai main politik identitas.
Demikian India di masa depan, dalam jangka waktu dekat mendatang. Kelompok Hindu akan makin menghindukan negara, warga Hindu makin jelas. Yang lain harus tunduk kalau mau hidup.
Pihak BJP (ultra-kanan) juga berusaha mengubah sejarah. Sejarah India baru fokus pada hal-hal ini. (1) Mengenyahkan peran Kesultanan Delhi dan Mughal dalam sejarah. Pokoknya kalau muslim dianggap orang luar. (2) Makin mengentalkan identitas negara ini sebagai bangsa Arya.
Padahal, bangsa Arya juga orang luar yang menyerang masuk India. Peradaban di India dulu seperti peradaban Harappan habis ketika pasukan Arya masuk, dan membawa kepercayaan yang akhirnya berkembang menjadi Hindu.
Sejak dikuasai Inggris, banyak pihak di India yang berusaha menyama-nyamakan India dengan bangsa Eropa, berusaha bilang Eropa dan India punya rumpun yang sama, yaitu bangsa Arya. Termasuk Mahatma Gandhi, membangga-banggakan ras Arya. Padahal Arya kulit cerah, bukan hitam seperti umumnya warga India.
Betul ada warga yang kulitnya cerah/putih, mungkin itulah yang keturunan Arya benaran. Sebelum penyerbuan Aryan kira-kira 3500 tahun silam, yang ada adalah penduduk lokal yang berkulit gelap. Tapi saat ini hampir tidak diketahui banyak tentang mereka, karena semua dimonopoli budaya Arya.
Soal tulisan-tulisan dan pendapat Gandhi dan Aryan brotherhood, coba consult buku ini: The South African Gandhi, membicarakan masa-masa Gandhi di Afrika. Soal BJP dan Modi berusaha untuk mengubah pandangan sejarah tentang invasi Aryan, bisa dibaca dari artikel What the Modi Government is doing to prove Aryans were not invaders ini, dan juga banyak forum-forum lain.
Apa yang dilakukan BJP itu mirip dengan Partai Nazi yang dulu mengutak-atik soal asal-usul bangsa Arya. Sekarang apa mau dibilang bahwa sebenarnya India dari sononya bangsa Arya? Berarti bangsa Arya berasal dari negara ini?
Tidak semua warga Hindu punya pandangan BJP soal ke-arya-an mereka. Banyak yang menantang dan memperingati bahwa itu tidak benar.
Tetapi BJP yang menyodorkan bahwa India adalah bangsa Arya murni, dengan agama adalah Hindu. Yang lain-lain adalah kaum yang menyerang masuk, seperti Islam. Padahal sebenarnya, Mughal yang pertama yang menyatukan bangsa ini sebagai satu entitas. Sebelumnya terdiri dari banyak kerajaan dengan maharaja-maharaja.
Semua pertanyaan mendasar tentang asalnya, dan siapakah India, akan menjadi pertanyaan yang jawabannya bukan diserahkan pada sains, tetapi dengan pergolakan politik identitas. Seperti inilah negara ini di masa depan: konflik.
Ini ada artikel bagus dari Reuters, By rewriting history, Hindu nationalists lay claim to India, tentang usaha akbar negara ini di era Modi untuk menulis ulang sejarah. Karena itulah, saya berhati-hati sekali membaca sejarahnya belakangan. Terlalu banyak faktor ideologi yang masuk.
Bayangkan ada komite nasional yang tugasnya sengaja untuk merevisi sejarah kuno. Jadi tidak perlu lagi sains dan lain sebagainya—sejarah direvisi dengan tujuan supaya sesuai dengan ideologi Hindutva. Arkeologi dan sebagainya, semua dipakai sebagai alat saja untuk melengkapi argumen.
Politisi senior Kashmir sudah bilang, warga Kashmir tidak merasa sebagai orang India. Jika program BJP ini sukses, berarti identitasnya adalah Hindu. Ada hampir 200 juta warga muslim lain yang akan merasa mereka bukan orang India.
Perspektif Hindutva berikut ini diberikan oleh VD Savarkar, pelopor Hindutva awal (dia mah cuma pakai Hindu sebagai alat; dia sendiri seorang ateis). Bahwa Hindu pasti pribumi India, dan warga India pasti Aryan, dan Aryan tidak mungkin dari luar.
The definition of a Hindu as given by VD Savarkar was that India had to be his pitribhumi (ancestral land) and his punyabhumi (the land of his religion). A Hindu therefore could not be descended from alien invaders. Since Hindus sought a lineal descent from the Aryans, and a cultural heritage, the Aryans had to be indigenous. This definition of the Hindu excluded Muslims and Christians from being indigenous since their religion did not originate in India.
Jadi jangan kira ateis tidak bisa jadi pelopor radikalisme agama. Kalau dia pikir sebagai alat bagus, dia akan kompori tuh radikalisme agama. Pendapatnya begitu, sehingga membuat hanya Hindu yang bisa mengklaim sebagai agama pribumi di India.
Sebagai penutup, mari kita wanti-wanti Indonesia. Jangan sampai ada kelompok atau partai dengan politik identitas radikal yang sampai merekrut puluhan juta warga menjadi anggota. Jangan ada partai mirip BJP di Indoneisa. Kalau itu terjadi, RI akan benar-benar kalut.
- Murid Budiman - 1 September 2023
- Budiman Sudjatmiko, Dia Pasti Adalah Siapa-Siapa - 30 Agustus 2023
- Mereka Lupa Siapa Budiman - 28 Agustus 2023