
Sepak terjang teori sosial radikal dari kacamata sejarah
digugat untuk meninjau hubungan antara kaum intelektual dan masyarakat.
Emansipasi yang memungkinkan,
meniadakan vanguardism yang membatasi pengaruh
kaum intelektual untuk menjelaskan apa yang terjadi
dan ke mana masyarakat harus melangkah.
Antonio Gramsci, teoritisi Italia. Freire mengelompokkan
intelektual dengan klasifikasi yang baru tanpa
membedakan pria dan wanita.
Louisa May Alcott, seorang pendidik yang tersembunyi
penulis perempuan yang berpengaruh pada abad 19
penyair dan novelis yang tidak asing di belantara kesusastraan dunia.
Namun begitu, tak sekalipun yang pernah
menyebutkan pengarang besar ini sebagai pendidik.
Gerimis Singkat dan Pesan Berdebu
Momen Natal dan tahun baru kita dilanda cuaca merindu
rintik air yang kita tampung lalu menumpah subur bumi
ada yang berlari dan meraung kesuburan dan ketandusan
negeri rempah dan harta, empunya baginda Nusantara
badai yang meriang hingga telapak bumi begitu pasrah
diinjak-injak subur rintikan gerimis dan membius pribumi
kesatria Ibu Pertiwi berdusta pada pesan mengejar cuan
berdiri kokoh dan mengawal robot raksasa dengan senapan
gerimis singkat ini menitip tangis yang tak berkesudahan
menangis bersama mereka yang dipaksa untuk berhijrah
pesan moyangku dan pelautku di ujung selat barakhir duka
surat cinta pendiri bangsa berserakan di meja-meja
melapuk, melamun, digembok, dan dibiarkan kusam
Gadis Timor yang Tersembunyi
Manyeli, putri kecil dari Pulau Timor.
Segalanya ditentukan oleh suasan dalam hati.
Meskipun begitu, ia adalah seorang astrophile.
Kebetulan kami bertemu di persimpangan maya.
Alis matanya searah dengan tatapan serius,
cintanya kandas oleh penghianat belantara jenius
yang memburu harta bagi perompak di perbatasan.
Sesekali ia mengaduk kopi tugu buaya di pagi buta,
menjamu para tamu Bangsawan yang hendak ke Sonaf.
Ia pandai membagi kisah Raja-raja Timor Pah Bikomi.
Darah dalam tubuhnya bercampur gerilyawan Timtim
Tak sekalipun ia berkunjung ke kampung Ibunya.
Di seberang perbatasan, Timor Lorosa’e rumah Ibunya.
Manyeli yang telah dewasa dan ia pandai berdansa
Kini, kami saling merayu trauma penindasan.
Kesimpulan Pagi
Seusai membaca pikiran Jean Paul Sartre,
beralih ke media; mengumpulkan bahan untuk menulis
Youtube menjadi sasaran utama saya
Nama channel dirahasiakan, isi daging semua kajiannya
Review buku fiksi dan nonfiksi yang nyaman untuk diterima
Berkolaborasi dengan penerbit, dan toko buku populer
Salah satunya adalah toko buku akik yang berbasis di Jogja
itu-toko buku singgahan saya dan juga Najwa Shihab
Kita akan diajak berkeliling dunia dalam waktu 15 menit
Berkenalan dengan penulis-penulis best seller.
Disediakannya ruang diskusi bagi kita (penonton)
Ini bukan sinopsis untuk dikonsumsi
Ini prosa singkat saya 7 jam terakhir
Setelah Kesimpulan Pagi …
Pengantar yang Mimesis Pagi
Aktivitas sebagian orang terhalang karena hujan di hari ini
Yang lain terlanjur memeluk hujan,
lainnya terjebak kemacetan berpikir,
ada juga yang mengantri dalam mimpi memeluk sunyi
Kini, terserah; ingin alam perbuat, toh ini musimnya kok!
Bukan pengakuan atasnya, namun realita alam begini adanya
Sehingga saya narasikan
Kini, terserah juga untukmu. kamu pemilik kata TERSERAH
yang dimandatkan, bukan aklamasi
Tumpahan kata ini ialah perihal rasa
sehingga epik seperti yang dikatakan Aristoteles
Rumusan Masalah Pagi
Pukul 10:02
Mereka terburu-buru mengais, gelar, pengakuan, hingga kekuasaan
Kedangkalan berpikirlah yang memicu
Lekas-lekas merespons dan mengadopsi jaminan duniawi
Menjunjung tinggi solidaritas tanpa akal
Kata solid mereka kawinkan dengan cara haram
Biasanya yang kebanyakan tidur-tinggi mimpinya
Itu bukan luka cita untuk mereka
Bagi saya: itu luka cita seperti yang Valerie Patkar kemas dengan judul bukunya Luka Cita
Kamu yang harus ujian pagi ini; terobatilah sesegera atas pengorbananmu hingga lupa
Pikiran saya selalu dikatakan bermasalah ketika mengusulkan yang baik
Buah bibirmu dan potongan lidahmu, bukan untuk dipamerkan!
Saya mencicipi itu, namun kurang puaskah kamu?
Semoga dimengerti
Bukannya takut untuk menjadi orang dewasa
Kini, hampir siang; tubuhku rehat sejenak
Kini Batinku yang Disiksa Habis-habisan
Gelak tawa mereka membunuh mental yang direndahkan
Tatapan semuanya dibuat gempar hingga terdengar pada kuping kekasihku
kekasihku menangis atas cercaan yang terlanjur sobek
Kekasihku ialah IBU
yang seketika menerima kabar dari para pegiat “sosial”
“Nak. Tubuhmu dimakan waktu sehingga tak lagi berdaya”
Pulanglah agar kita mengais kata waktu bersama
Berdoalah agar waktu berpihak kepadamu
Jangan lagi menangisi waktu yang tak memihakmu kemarin
Kita menyulam sobekan itu dengan deruh air mata pipi yang lesuh
Tak ada akhiran
Lirih seperti bergeming, narasi dari bibir kusam kekasihku sembari bergetar
Yang lainnya tergerak hati dan kami sama-sama menangisi malam itu
Pecah serta haru ditengah-tengah sejawatku yang telah selesai menikmati alkohol
Kami sama-sama memerhatikan arah gerak waktu yang harapannya ditukar oleh rupiah
seterusnya
Ibu kota ini lagi mengiris batinku
Sejawatku ikut merasakan penderitaan lalu tawaran bermunculan
Penawarnya, kamu harus diobati oleh keheningan di kejauhan alam
Hingga itu juga kami tertidur dan sedikit terobati
langkahan terus ditarik
Kembalinya narasi 4 oktober, yang hilang mungkin setahun
Ada yang batuk dan hidung tersumbat
Pembacaan puisi-puisi pagi, juga membaca dan menulis
Tawaran kopi jahe yang ditolak kami menyeduh air putih hangat
Kini, Jogja hujan lagi. Aku memeluk suasana dengan selimutan rokok sebatang
Hingga akhirnya langit tersenyum lebar padaku
Omelan yang aku beri pada waktu akan terselesaikan sesegera mungkin.
Halaman selanjutnya >>>
- Intelektual yang Konsisten - 27 Januari 2023
- Menghamba pada Ketakutan - 27 Desember 2022
- Demokrasi Bayang-Bayang? - 26 Desember 2022