Kalimat usang, diam, diam, diamlah
Genggam derasnya badai
Sebab sajak bahasa Qolbu
Rantai dusta tidak berguna
Bangun, bangun, bangunlah
Mahkota mawar di kala senja
Asah setiap daya
Ke mana pun, wajah semesta ku ciumi
Tuhan konglomerat sampai melarat
Tetap asyik di mata ibu
Bungkus semua agama
Bukalah cinta yang utuh
Peluk setiap duri
Tanggalkan mahkota dan rembulan
Sebab hitam adalah hitam
Dan putih adalah putih
Asyik,
Mereka berebut paling putih
Aku tunggal dalam hitam
Sebab aku lincah bermain nada
Mereka lincah bermain dadu
Ayo dadu mengadu
Rumahmu adalah rumahku
Ruangmu adalah ruangku
Tapi hidup dan mati adalah rahasia
Sama-sama kosong
Diasah, diisi, dan diasuh
Maka jadilah dia aset
Mahkota dari semua raja kehidupan
(Bijak bukan bajak, meniru itu merana, tau adalah siksa)
Tunggal Bukan Satu
Mengutuk langit memelihara bumi
Mencintai siang menghardik malam
Menikmati api menduakan air
Membenci gelap mempersekutukan terang
Lalu apa?
Mencintai terang menyayangi gelap
Mencintai samudra mencintai gelombang
Ah, aku pandai berdusta!
*Dedi Purwanto, Mahasiswa Ilmu Hukum asal IKPM NTB
___________________
*Klik di sini untuk membaca sajak-sajak lainnya.
- Perkebunan Sawit di Papua Menghancurkan Tanah Adat - 17 Maret 2024
- Otsus Papua Sedang Isolasi di Hotel dengan Paha Putih - 9 Maret 2024
- Syiar Cinta Mendialogkan Humanisme Religius dalam Bingkai Toleransi dan Cinta - 29 Januari 2024