Kapitalisme Kreatif

Kapitalisme Kreatif
©Quotesta

Freedom Institute akan menyelenggarakan diskusi mengenai creative capitalism (kapitalisme kreatif), 24 September 2008. Yang menggagas teori ini orang terkaya di dunia, pemilik Microsoft, Bill Gates. Bill Gates berangkat dari keprihatinan banyak orang mengenai ketimpangan ekonomi dunia.

Betul bahwa kehidupan dunia makin membaik, berkali lipat lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Kemajuan teknologi, kesetaraan gender, kebebasan, demokrasi, dan lain-lain adalah capaian-capaian yang tak terbayangkan sebelumnya. Hidup makin membaik.

Namun demikian, tampak pula bahwa masih ada orang-orang yang tidak mampu mencapai taraf hidup sebagaimana yang bisa dicapai oleh mereka yang menikmati kemajuan dunia. Mereka adalah orang-orang yang marginal: kerap kali bahkan menjadi korban dari kemajuan dunia.

Kelaparan dan kekurangan gizi di Afrika, angka buta huruf dan otoritarianisme di Asia, dan seterusnya di satu sisi, dan kemajuan-kemajuan dunia di sisi yang lain.

Bill Gates melihat ada yang salah dalam pola pembangunan kapitalis saat ini. Terjadi upaya pemenuhan diri habis-habisan, namun lalai terhadap yang lain. Padahal, menurut dia, there are two great forces of human nature: self-interest and caring for others.

Yang terjadi bukan hanya ketidak-pedulian terhadap yang lain, kapitalisme yang berkembang saat ini hanya memenuhi salah satu aspek kodrati manusia dan mengabaikan aspek lainnya: manusia kapitalis menjadi manusia yang tidak seimbang.

Di titik itulah kapitalisme kreatif mengambil peran penting. Bill Gates menulis:

In a system of pure capitalism, as people’s wealth rises, the financial incentive to serve them rises. As their wealth falls, the financial incentive to serve them falls – until it becomes zero. We have to find a way to make the aspects of capitalism that serve wealthier people serve poorer people as well.

Baca juga:

Bagi para pelaku bisnis, boleh jadi gagasan ini tampak aneh. Bagaimana mungkin kepentingan untuk meraih laba harus bersanding dengan kemurahan hati untuk berbagi? Bukankah berbagi identik dengan kerugian? Prinsip utama kapitalisme tradisional adalah berpikir semata untuk kepentingan diri sendiri.

Kapitalisme kreatif ingin mengatakan bahwa ketimpangan sosial-ekonomi bukan hanya merugikan mereka yang marginal, tetapi juga membatasi jangkauan pasar kapitalis. Membantu mereka yang marginal dan tidak mampu sama artinya dengan membuka peluang bagi perluasan pasar.

Sulit membayangkan bahwa Microsoft akan menembus pasar Afrika jika masyarakat Afrika masih terlalu sibuk mengurusi kelaparan. Standar hidup masyarakat miskin harus naik agar mereka mampu mengakses komputer. Dengan demikian, Bill Gates dapat memasarkan produknya.

Formulasi membantu yang lain untuk kepentingan diri inilah yang menjadi ruh gagasan kapitalisme kreatif. Formulasi itu, menurut Bill Gates, memiliki dua misi: melipatgandakan keuntungan sekaligus memperbaiki standar hidup masyarakat marginal.

Untuk membuat formulasi ini berjalan, tidak bisa tidak pelbagai pihak harus memberikan fokus perhatian kepada masyarakat marginal tersebut. Kerja-kerja sosial harus dilakukan. Butuh kerja sama antara pelaku bisnis, pemerintah, dan lembaga-lembaga nirlaba untuk memperbaiki standar kehidupan masyarakat marginal tersebut.

Setidaknya ada tiga level tindakan yang mungkin dilakukan untuk mendukung gagasan ini. Pertama, pada level produk, perusahaan-perusahaan bisa menekan harga yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat miskin. Masyarakat dengan taraf pendapatan yang rendah memiliki tingkat kebutuhan yang juga terbatas.

Produk-produk teknologi, misalnya, sangat mungkin didesain dengan standar tertentu, sehingga masyarakat miskin dan terbelakang minimal bisa mengakses teknologi tersebut. Strategi ini penting untuk membuka akses awal bagi mereka yang terpinggirkan.

Kedua, pemerintah harus terlibat aktif memberikan insentif langsung kepada masyarakat miskin untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kapabilitas.

Halaman selanjutnya >>>
Saidiman Ahmad
Latest posts by Saidiman Ahmad (see all)