
Nalar Politik – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali non-aktifkan dua kadernya. Mereka adalah Muhammad Ridwan dan Yuki Eka Bastian.
“Bro Ridwan adalah Ketua DPD Gowa dan juga Caleg DPRD Provinsi Dapil Sulawesi Selatan III. Ia kami non-aktifkan karena tidak setuju dengan sikap PSI soal Perda Agama,” terang Wasekjen PSI, Satia Chandra Wiguna.
Sementara Yuki, kader PSI ini merupakan Ketua DPD PSI Kota Cirebon. Dikatakan Chandra, ia mengundurkan diri karena melakukan praktik poligami yang sangat PSI tentang.
Keputusan ini menyusul setelah dua kader lainnya, Husin Shahab dan Nadir Amir, PSI pecat. Hal itu lantaran keduanya memilih tak sejalan dengan misi PSI.
“Berdasarkan rapat pleno DPP PSI, kami memutuskan menonaktifkan Bro Husin dengan alasan telah melanggar nilai-nilai PSI soal penghargaan kepada perempuan,” jelas Chandra.
Dengan langkah menonaktifkan keempat kadernya, PSI berupaya konsisten dengan nilai-nilai yang diperjuangkan.
“Jika ada kader yang tidak sepakat dengan DNA (nilai dasar) PSI, terpaksa kami harus melepas mereka. PSI sangat serius dalam menegakkan nilai-nilai kami sehingga terhitung hari ini DPP PSI non-aktifkan keempat kader tersebut,” pungkas Chandra.
- PERMIKOMNAS Prediksi Masa Depan; Apa yang Akan Terjadi? - 1 Maret 2021
- Kalangan Profesi Hukum Harus Dukung Penuh UU Cipta Kerja - 5 Januari 2021
- KPPU Dukung Persaingan Usaha yang Sehat di UU Cipta Kerja - 4 Januari 2021