Maarif Institute Ajak NU dan Muhammadiyah Perkuat Strategi Dakwah dari Tradisional ke Era Digital

Maarif Institute Ajak NU dan Muhammadiyah Perkuat Strategi Dakwah dari Tradisional ke Era Digital
©Rumaysho

Ulasan Pers – MAARIF Institute bekerja sama dengan P3M menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Strategi Dakwah NU dan Muhammadiyah di Era Digital”.

Kegiatan yang dilakukan melalui Webinar ini dilaksanakan pada Selasa, 22 Maret 2022, dengan menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya: Prof. Dr. Syafiq A. Mughni (PP. Muhammadiyah), KH. Miftah Faqih (PBNU), Kementerian Komunikasi dan Informasi RI. Kementerian Agama RI, LTN PBNU, LDNU, Majlis Tabligh PP Muhammadiyah, Majlis Informasi dan Pustaka PP Muhammadiyah, Pengelola Media. Acara ini dimoderatori oleh Hijroatul Maghfiroh.

Acara pelatihan ini bertujuan untuk menggali seluruh potensi yang ada untuk mendukung dai-dai dari kalangan NU dan Muhammadiyah yang relatif moderat untuk menyebarkan paham keagamaan yang lebih inklusif, toleran, dan damai.

“Idealnya, dakwah Islam pada era digital harus mampu menerjemahkan isu-isu aktual yang sedang terjadi dengan memasukkan nilai-nilai dan paham Islam yang inklusif, seperti isu pendidikan, gender, ekonomi, dan multikulturalisme dengan memanfaatkan media yang selama ini digunakan, termasuk melalui new media, tegas Rohim.

Acara ini dibuka oleh Abd. Rohim Ghazali (Direktur Eksekutif Maarif Institute), dan pengantar pendahuluan oleh Masykurudin Hafidz (Direktur P3M).

Secara garis besar keduanya menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu memberikan solusi dan rekomendasi bagi NU, Muhammadiyah, pemerintah dan pengelola media dalam mengembangkan dakwah Islam yang ramah dan menyejukkan.

Kiai Miftah Faqih dalam paparannya mengatakan bahwa di lingkungan NU sendiri telah menyadari bahwa pergeseran zaman telah mengubah strategi dakwah dari tradisional ke era digital. Menurutnya, NU online adalah bagian dari re-kontekstualisasi atau re-aktualisasi dakwah.

“Kerja sama Maarif dan P3M menandakan bahwa ada kolaborasi sebagai langkah konkret untuk menyebarkan dakwah yang humanis serta meningkatkan pemahaman moderasi beragama. Dengan begitu, peluang bagi portal media Islam harus menyajikan dakwah dalam bentuk yang menarik, konten-konten dakwah kreatif dan kekinian,” tegas Miftah.

Baca juga:

Sementara Syafiq Mughni berpesan agar dalam berdakwah selalu memperhatikan keseriusan dalam melakukan transformasi sosial, utamanya di era digitalisasi sekarang ini.

Menurutnya, Muhammadiyah selama ini sudah melakukan usaha usaha untuk melakukan dialog lintas agama, lintas budaya, sebab perbedaan, pluralitas, atau heterogenitas adalah fitrah (given) yang dibawa sejak nenek moyang bangsa Indonesia sampai saat ini.

Syafiq juga mengingatkan bahwa dalam konteks akhlak para dai harus saling menghormati dan menolong dalam soal kemasyarakatan dan kemanusiaan.

Pelatihan ini diikuti oleh 25 peserta dari perwakilan pemerintah (Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Kementeria Agama), tokoh agama dari lingkungan NU dan Muhammadiyah di tingkat pusat, dan pengelola media, baik media cetak, online, maupun media elektronik.