
“…. mereka lebih menyukai kedamaian dan kematian ketimbang kemerdekaan dan kebebasan dalam melihat (perbedaan) antara bajik dan jahat.” ~ Albert Camus, The Rebel
Siapa yang tak mengenal saat ini sebuah android? Android sudah termanifestasi atau berwujud seperti yang kita genggam di tangan kita. Android memiliki sebuah kesadaran palsu atau biasanya disebut sebagai sebuah AI (Artificial Intelligence). AI inilah membersihkan wajah yang kita miliki jika kita sedang melakukan selfie dengan fitur yang disediakan oleh telepon genggam.
Tapi tahukah bagaimana jika kesadaran palsu itu memiliki kesadaran lain bahwa dia berhak untuk hidup berdampingan bersama dengan kita sebagai manusia? Tapi bukankah itu aneh jika kesadaran palsu itu menyadari dirinya?
Jawaban itu bisa kita temukan dalam serial drama barat, Westworld. Serial drama ini bercerita tentang dunia cowboy yang diisi oleh android-android persis berbentuk manusia. Lebih tepatnya, dunia berupa wahana. Mereka hidup layaknya seperti manusia. Bahkan sangat sulit untuk membedakannya.
Para android disebut sebagai the host. Sedangkan bagi penikmat wahana tersebut disebut sebagai pendatang baru atau new comers. Mereka (para pendatang) boleh melakukan apa saja, baik mengikuti cerita wahana maupun tidak sama sekali. Bahkan, mereka bisa membunuh, memerkosa, dan segalanya yang mereka inginkan.
Akan tetapi, para android diberi sesuatu kelebihan, yaitu angan-angan. Mereka tak memiliki kesadaran, bahkan perasaan. Mereka hanya memiliki ingatan dan angan-angan.
Setiap kali mereka mati atau cerita dari wahana tersebut habis, ingatan mereka akan dihapus, dan diisi dengan ingatan awal. Yang tersisa hanyalah angan-angan.
Pelacur
Seorang android pelacur, Meave, yang hidup di rumah bordil merasa aneh. Setiap kali cerita diulang, maka tak ada ingatan sama sekali. Namun mengapa dia merasakan kesakitan pahit di tubuhnya padahal itu hanya angan-angan belaka?
Dia merasakan bagaimana rasanya ditusuk dengan pisau tajam, bahkan dia menemukan sebuah peluruh di dalam badannya setelah dia membedah badannya sendiri yang awalnya tak ada luka sama sekali. Di sinilah dia mulai menyadari, walaupun tak memiliki ingatan, bahwa kehidupan ini hanya kebohongan belaka.
Dengan merasakan kesakitan fisik tersebut, dia mencoba untuk mati. Ketika badan pelacur tersebut tengah diperbaiki, si pelacur itu pun tersadar secara tiba-tiba. Dia berusaha membunuh tukang yang memperbaikinya. Dan akhirnya, hanya dengan mengancam mereka justru membuat mereka menurut. Dan dengan kejadian ini, terjadilah kerja sama.
Dengan kesadaran si pelacur ini, Meave pergi mencari beberapa kandidat android lainnya untuk melakukan revolusi. Dia memilih seorang perampok sadis dan komplotannya. Mereka pun memberontak menghancurkan gedung yang menciptakan kebohongan—mohon maaf, karena berhubung ini cerita singkatan, jadi terbatas.
Gadis Naif
Seorang gadis naif, Dolores, selalu saja bermimpi agar bisa berpetualang. Dia hidup di rumah yang sederhana bersama ayah dan ibunya. Ayahnya seorang peternak sapi. Dia sering berjalan ke kota untuk mencari makanan, tapi selalu berakhir mati di dalam cerita wahana tersebut.
Memang dia seorang wanita cantik. Bahkan ada yang lebih sadis, ada seorang yang berpakaian serbahitam mendatangi rumahnya dan membunuhnya dengan sadis.
Ketika ayah Dolores menemukan selebaran foto, ayahnya kebingungan karena foto waktu di zaman cerita tersebut belum ada. Tapi ayahnya pernah berangan-angan tentang foto tersebut. Sehingga ayahnya pun terdiam di teras rumahnya.
Setiap kali cerita itu diulang, ayahnya tetap mendapatkan foto itu. Bahkan sampai ayahnya mencapai batasnya dan mengalami kerusakan.
Dolores tentu merasa aneh akan hal tersebut. Akan tetapi, masalah ini diselesaikan dengan mengganti android ayahnya dengan android yang lain. Dolores pun tak khawatir meski ingatannya sudah terhapus entah ke berapa kalinya.
Akhirnya Dolores memutuskan untuk berpetualang. Dia bertemu William, seorang pendatang. William inilah yang menjadi kunci utama kesadaran Dolores. Hingga mereka menemukan kota yang terkubur, Dolores pun berangan-angan, bagaimana jika … dan akhirnya dia berusaha mengingat yang tak ada.
Mereka berdua mencari the maze. Cerita wahana tersebut yang katanya inti cerita tersebut ada di sana. Akan tetapi, ketika Dolores menemukan the maze, suatu ingatan muncul tiba-tiba di kepalanya. Bahwa the maze itu merupakan teori kesadaran, yang oleh si pembuat wahana itu ciptakan untuk para android.
Dolores pun sangat ingin keluar dari wahana tersebut dan ingin lepas dari penderitaan yang berulang-ulang itu. Pada akhirnya Dolores membunuh William.
Pelacur dan Gadis Naif
Ketika kesadaran mereka ada, maka dengan langkah berikutnya adalah bersatu. Mereka pun mengumpulkan para android dengan memaksa tukang perbaikan itu turut-serta untuk membongkar isi kepala mereka. Ada beberapa kendala, misalnya keterbatasan peran android.
Keterbatasan peran android tentu tak bisa melebihi perannya. Jika dia melebihi perannya, maka dia akan mengalami kerusakan. Dan itu terjadi dengan pacarnya Dolores, Teddy.
Mereka berusaha menyatukan mereka yang menyadari mereka hanyalah android yang diisi oleh kesadaran palsu. Namun, pertanyaannya, bagaimana mereka setara dengan manusia pembuatnya? Yaitu dengan membunuh mereka, penciptanya.
Setelah mereka bersatu, mereka pun memberontak dan berusaha agar bisa lari dari dunia tersebut. Tapi apakah mungkin? Bagaimana bisa kesadaran palsu menyaingi kesadaran asli manusia?
Sebelum android Dolores menyadari sesuatu, dia teringat oleh teori kesadaran. Para android terdiri dari tiga tingkatan dalam sebuah piramida. Tingkatan awal berisi dengan ingatan. Di tingkat kedua, berisi improvisasi. Dan terakhir, kesadaran.
Namun Arnold, si pembuat, salah mengerti. Dia menganggap bahwa kesadaran itu berasal dari luar. Oleh sebab itu, dia menciptakan ingatan dan juga improvisasi. Padahal sebenarnya kesadaran itu tercipta dari dalam. Bukan piramida tapi lingkaran. Dan itulah kesadaran!
Jadi, sebuah manifesto berawal dari kesadaran, persatuan, dan, terakhir, memberontak! Hidup android!
_____________
Baca juga:
- Tips dan Trik Mengaburkan Wilayah Politik - 3 Januari 2019
- Christopher McCandless, Antropolog yang Tak Menemukan Makna Kebahagiaan - 20 Desember 2018
- Fenomena Ibu Ratna - 16 Oktober 2018