Meneladani Perilaku Entrepreneurship Rasulullah Saw

Meneladani Perilaku Entrepreneurship Rasulullah Saw
©IED

Kita sering diceritakan pada masa kecil dahulu tentang Rasulullah Saw yang telah melakukan aktivitas perdagangan sejak masa belianya. Aktivitas perdagangan Rasulullah Saw dimulai sejak ia berusia 12 tahun. Pada saat itu, Nabi Saw diajak oleh pamannya yang melakukan perjalanan bisnis dari Arab Saudi menuju Negara Syam.

Sebelumnya, Nabi Saw juga pernah menjadi penggembala hewan ternak bayaran ketika beliau berumur 8 tahun. Kemudian ketika beliau menginjak umur 17, beliau dipasrahi kekuasaan secara penuh oleh pamannya, Abu Thalib ra, untuk mengelola semua bisnis pamannya.

Ketika berusia 20 tahun, Rasulullah Saw mulai memasuki ketatnya dunia bisnis, sebagai pemain baru yang harus bersaing dengan pemain senior dalam bisnis. Namun pada umur tersebut pula masa kejayaan Rasulullah Saw sebagai pebisnis dimulai.

Dikutip dari buku Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah karya Malahayati, Rasulullah ketika berumur 20 tahun sudah mendapat kepercayaan Khadijah untuk menjadi manajer dalam bisnisnya. Rasulullah memimpin ekspansi bisnis Khadijah ra ke Yaman, Suriah, hingga Bahrain.

Rasulullah dalam perjalanan hidupnya bisa dikatakan sukses dalam hal bisnis dan perdagangan. Hal tersebut dibuktikan oleh mahar yang diberikan oleh Rasulullah ketika beliau menikahi Khadijah ra. Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa Rasulullah Saw memberikan mahar sejumlah 20 ekor unta muda sebagai mahar. Sumber lain menyebutkan bahwa ditambah 12 uqiyah (ons) emas.

Jumlah tersebut sangatlah menggambarkan secara jelas seberapa kaya Rasulullah Saw ketika hendak menikahi Khadijah ra. Jumlah harta Rasulullah tentu saja makin bertambah ketika ia sudah menikah. Hal tersebut dikarenakan Khadijah ra juga seorang saudagar kaya, dan Rasul pun mengembangkan hartanya melalui perdagangan.

Dari kisah Nabi Saw tadi, tentu saja ada hal yang bisa kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam bidang perdagangan. Kita berharap dengan meneladani sikap Rasulullah dalam menjalani bisnis, kita dapat mengikuti pula jejak kesuksesan Rasul dalam berbisnis.

Mengutip dari Badrudin (2001), sikap-sikap yang dapat kita teladani dari Rasulullah Saw dalam berbisnis untuk diterapkan pada saat ini yaitu antara lain:

Baca juga:
a. Pelayanan yang unggul (service excellence)

Dalam menjalankan bisnis, pelayanan merupakan salah satu aspek utama dalam menjalankan bisnis. Pelayanan di sini bisa berupa bagaimana cara kita berkomunikasi kepada pelanggan, kualitas barang yang harus sesuai dengan harga, dan juga melakukan perdagangan secara adil dan fair tanpa melakukan kecurangan, baik kepada pembeli maupun kepada pesaing bisnis kita.

Kompetisi dalam perdagangan haruslah sehat dan jauh dari kata kecurangan. Pebisnis yang baik juga tidak akan menjatuhkan pesaingnya dengan cara-cara kotor. Pebisnis yang baik akan meningkatkan nilai bisnisnya agar terlihat lebih baik di mata pelanggan tanpa harus menjatuhkan pesaingnya.

Pedagang yang ramah tentu saja akan lebih diminati oleh para pelanggan. Pelanggan juga tentu akan lebih memilih pedagang yang memberikan harga yang sesuai dengan barang yang ia jajakan. Hal ini berkaitan dengan salah satu sifat wajib Rasulullah Saw, yaitu tabligh atau menyampaikan. Dalam hal ini adalah berkomunikasi dengan pembeli mengenai barang dagangan, apa saja keunggulannya.

b. Kejujuran (Transparansi)

Dalam menjalankan bisnisnya, kejujuran merupakan salah satu prinsip yang selalu dipegang oleh Rasulullah Saw. Kejujuran Rasulullah Saw sudah diakui oleh penduduk Makkah dengan bukti gelar Al-Shiddiq yang beliau terima dari penduduk mekah.

Selain itu, Rasulullah Saw juga dikenal dapat dipercaya apabila diberi amanah dan dan beliau takkan pernah sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu. Oleh karena itu, beliau juga digelari julukan Al Amin (Terpercaya).

Dalam melakukan perdagangan, Rasulullah tidak akan menyembunyikan apabila dalam dagangannya terdapat kecacatan. Hal ini berkaitan dengan sifat wajib yang dimiliki Rasulullah yaitu Shiddiq yaitu jujur atau benar.

Kejujuran merupakan salah satu aspek penting dalam dalam menjalankan bisnis. Kejujuran akan berkaitan pada semua aspek dalam bisnis, baik kepada pelanggan maupun kepada pesaing bisnis. Pebisnis yang baik tentu saja tidak akan melakukan kecurangan-kecurangan dalam menjalankan bisnisnya.

c. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

Kepuasan pelanggan dalam hal ini bisa meliputi pelayanan pra hingga aftersales. Seperti contoh yaitu memberikan harga yang sesuai dengan barang yang didapat. Lalu apabila semisal ada barang cacat yang diterima, maka bisa ditukar dengan barang baru.

Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita menaati dan mengikuti apa yang Rasulullah Saw lakukan. Karena Rasulullah Saw merupakan suri tauladan bagi semua umat muslim. Salah satunya adalah bagaimana Rasulullah Saw melakukan perdagangan dan bisnis.

Perilaku Rasulullah Saw dalam berbisnis masih sangat relevan untuk kita teladani di masa kini. Perilaku seperti jujur, amanah, dan yang lainnya tentu saja sangat penting bagi bisnis apa pun yang sedang kita jalani. Hal tersebut bisa kita jadikan sebuah fundamental dalam menjalankan bisnis kita.

Baca juga:
Muhammad Rafif Haryanto
Latest posts by Muhammad Rafif Haryanto (see all)