
Pengendalian diri merupakan hal yang paling penting dalam menciptakan kebebasan.
Kebebasan kerap kali dianggap sebagai sifat yang negatif bagi sebagian orang. Pasalnya, kata “kebebasan” sendiri sering disamarkan atau disalahgunakan dalam mengartikan sebuah tindakan yang dilakukan oleh individu/kelompok dengan semena-mena tanpa memikirkan orang lain di sekitarnya.
Namun, perlu disadari kembali bahwa kebebasan ternyata merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena tanpanya, hidup tak mungkin lepas dari belenggu perhambaan dan ketakutan. Kebebasan yang sebenarnya adalah tindakan-tindakan yang malah bertentangan dengan sikap semena-mena terhadap orang lain, Karena dengan tindakan semena-mena terhadap orang lain tidak mungkin kebebasan dapat tercipta.
Pengendalian diri merupakan hal yang paling penting dalam menciptakan kebebasan. Oleh karena itu, kebebasan yang sebenarnya tak dapat lepas dari sebuah tanggung jawab. Begitu pula tanggung jawab tidak dapat lepas dari kebebasan.
Tulisan ini akan mengurai poin-poin kebebasan yang dapat ditemukan dalam pengendalian diri, tanpa ada intervensi dari luar, seperti kendali negara maupun kelompok lainnya.
Dalam pembahasannya, saya akan menggunakan pandangan dalam buku Apa Pilihanmu: Pengendalian Diri atau Pengendalian Negara? yang ditulis oleh Tom G. Palmer. Bab pertama buku tersebut merupakan hal penting yang menurut saya harus lebih disoroti. Karena akan menjadi dasar untuk kita semua dalam memahami dan menemukan kembali arti dari kebebasan. Demikian tulisan ini dibuat dengan harapan agar pembaca dapat memahami kembali tentang arti kebebasan yang sebenarnya.
Kebebasan dan Tanggung Jawab
Apakah kebebasan dapat hadir tanpa tanggung jawab? Lantas apa hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab? Untuk menjawab pertanyaan ini, haruslah kita urai lebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan kebebasan dan tanggung jawab.
Kebebasan dapat diartikan sebagai keadaan di mana seseorang dapat melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya dengan sadar, secara sukarela, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun. Sedangkan tanggung jawab dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang untuk memperhatikan orang lain di sekitarnya dan berlaku sesuai dengan apa yang dianggap baik oleh orang lain secara sukarela, tanpa ada paksaan.
Dari pernyataan tersebut, kita dapat melihat bahwa kebebasan dan tanggung jawab masing-masing membutuhkan kesadaran serta sikap suka rela dan tanpa paksaan dalam melakukannya. Oleh sebab itu, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Karena dalam tanggung jawab dibutuhkan kebebasan, serta dalam kebebasan dibutuhkan tanggung jawab pula. Kedua hal tersebut tidak dapat ditemukan selain daripada sebuah tindakan yang layak bagi semua manusia, yaitu pengendalian diri.
Memilih Sesuatu yang Penting
Kita dihadapkan pada dua pilihan penting, antara pengendalian negara dan pengendalian diri kita sendiri. Benjamin Constant dalam buku Tom G. Palmer mengatakan:
Pemegang kuasa dengan sedianya ingin membebaskan setiap orang lain dari masalahnya, jika setiap orang rela untuk taat dan membayar. Mereka akan berkata bahwa alasan dari setiap pekerjaan dan usaha yang kita dilakukan adalah untuk mencapai kebahagiaan. Oleh sebab itu, jika ingin kebahagiaan, biarlah kebebasan-kebebasan tersebut menjadi urusan kami (pemegang kuasa), dan kami (pemegang kuasa) akan memberikan kebahagiaan kepadamu.
Tidak! Kebebasan diri kita tidak bisa kita relakan kepada mereka (pemegang kuasa). Mereka (pemegang kuasa) cukup sebatas menjalankan pekerjaan mereka, yaitu untuk menjadi tetap adil. Karena kebahagiaan merupakan tanggung jawab bagi diri kita sendiri.
Pernyataan Benjamin Constant menekankan bahwa kebahagiaan merupakan tanggung jawab bagi diri kita sendiri. Kita bebas untuk mencapainya. Kebahagiaan tidak dapat diciptakan dari pengendalian oleh pemegang kuasa selain daripada pengendalian diri sendiri. Mereka (Pemegang kuasa) cukup berlaku adil, dengan membuat aturan untuk melindungi hak-hak dan kebebasan setiap orang.
Pengendalian diri menawarkan kebebasan dan tanggung jawab untuk diri kita yang membuat kita layak menjadi seseorang manusia. Sedangkan pengendalian negara menawarkan sebuah kehidupan dalam ketaatan, penghambaan, dan ketakutan. Kendali negara mengutamakan perang terhadap segala hal yang menentang usahanya untuk mendapatkan kuasa atas orang lain.
Kendali diri adalah prinsip yang jelas dan sederhana, serta bisa diterapkan oleh semua orang. Sedangkan kendali negara tidak punya prinsip yang jelas, Karena masing-masing individu/kelompok berusaha untuk mengendalikan negara, agar dapat mengendalikan ataupun untuk menghindari kendali kelompok/ individu lainnya.
Kebebasan dan tanggung jawab hanya dapat ditemukan lewat pengendalian diri. Setiap orang dapat bebas dari kendali di luar dirinya dengan bertanggung jawab dalam setiap kebebasannya.
Moral Kebebasan
Orang muda berpikir bahwa tanggung jawab merupakan hal yang membosankan. Pasalnya, terdengar seperti orang tua yang sedang mengajari cara makan dengan tidak bersuara dan mengecap mulut ataupun berlaku sopan dengan mengucapkan kata terima kasih pada seseorang yang lebih tua. Kebebasan dalam pola pikir orang muda dianggap untuk menghindari hal-hal membosankan tersebut dan menghindari tanggung jawab mereka.
Sebenarnya sikap bertanggung jawab tidaklah membosankan dan menghindari kebebasan seperti yang kita pikirkan. Melakukan hal yang tidak menyenangkan ataupun melakukan pengorbanan membawa kepuasan tersendiri bagi diri kita. Kita bebas untuk mengambil sebuah tanggung jawab, dikarenakan kebebasan memang layak diperjuangkan lewat tanggung jawab.
Kunci dari sebuah kebebasan adalah tanggung jawab itu sendiri. Kebebasan tanpa tanggung jawab hanya akan memunculkan keliaran diri, serta malah menjauhkan diri kita dari pengendalian diri.
Untuk melindungi kebebasan dalam diri kita, kita juga perlu menghormati kebebasan yang dimiliki oleh orang lain, lewat sikap tanggung jawab. Adam Smith berkata:
“Seorang makhluk bermoral adalah makhluk yang bertanggung jawab. Makhluk bertanggung jawab, sebagaimana kata tersebut berarti adalah makhluk yang memperhitungkan tindakannya terhadap orang lain. Hasilnya, dia harus mengatur tindakannya berdasarkan yang dianggap baik oleh orang lain.”
Adam Smith menekankan bahwa pertumbuhan kesadaran moral memunculkan tanggung jawab. Bukan saja terhadap orang lain, tetapi juga terhadap diri kita sendiri. Karena yang kita kejar bukanlah hanya untuk dipuji, melainkan untuk layak dipuji.
Kepuasan seperti itu hanya mungkin didapatkan ketika kita melakukan tanggung jawab. Oleh sebabnya, tanggung jawab merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menciptakan kebebasan bagi diri kita.
Aturan (Hukum) Kebebasan
Bagi orang muda, kata “aturan” (hukum) sepertinya kurang tepat jika bersanding dengan kebebasan. Sebab banyak sekali pengertian tentang kebebasan yang telah mengaburkan persepsi mereka tentang arti kebebasan yang sebenarnya. Dalam hal ini, kebebasan yang sebenarnya tidak dapat lepas dari yang namanya aturan. Sebab aturan juga tumbuh berdampingan dengan kebebasan, sebagaimana halnya tanggung jawab.
Untuk menjelaskan hal tersebut, saya akan memberikan contoh dengan menganalogikan seorang yang ingin bepergian ke suatu tempat.
Kita dapat pergi bebas ke mana pun kita mau, dengan menggunakan kendaraan yang bebas pula. Namun dalam prosesnya, tetap ada aturan-aturan keselamatan yang harus kita penuhi untuk sampai kepada kebebasan yang kita inginkan, yaitu sampai ke tempat tujuan.
Jika kita memilih untuk menggunakan mobil, maka ada pula aturan-aturan lalu lintas yang harus kita taati, seperti tetap berada pada lajur yang telah ditetapkan maupun mengurangi kecepatan saat melewati tikungan tajam, agar terhindar dari kecelakaan. Begitu pula dengan aturan dalam kebebasan, yang mana aturan tersebut menjadi sangat penting, sebab akan melindungi kebebasan kita sendiri.
Untuk memperjelas pendapat ini, saya akan menyertakan argumen dari John Locke, yang berkata:
[T]ujuan Hukum bukanlah untuk menghilangkan atau mengekang, tetapi untuk menjaga dan memperluas Kebebasan: karena dalam setiap keadaan apa pun dari makhluk ciptaan yang sadar hukum, ketika tidak ada Hukum, tidak ada Kebebasan. Karena Kebebasan adalah bebas dari kekangan dan kekerasan dari orang lain yang tidak akan tercipta ketika Hukum tidak ada.
Tetapi Kebebasan bukan sebagaimana yang sering diberitahukan kepada kita, Kebebasan bagi setiap orang untuk melakukan apa pun yang dia mau: (Karena siapa yang bisa bebas, ketika Keinginan Orang Lain berkuasa atasnya?) Tetapi Kebebasan untuk menggunakan, dan memerintah, sesuka maunya; Pribadinya, Tindakannya, Kepemilikannya, dan Seluruh Propertinya, dalam batasan yang diizinkan oleh Hukum yang dia taati; dan di dalamnya dia bukanlah subjek dari kehendak sepihak orang lain, tetapi dia bebas untuk tidak atau mengikutinya.
***
Kebebasan tanpa tanggung jawab hanyalah fatamorgana yang membuat kita bias terhadap arti sesungguhnya. Satu-satunya jalan terbaik untuk menemukan kebebasan adalah dengan melakukan pengendalian diri. Sebab dengan pengendalian diri, kita akan merasakan makna sebenarnya dari kebebasan.
Kebebasan juga tidak dapat tumbuh tanpa adanya aturan (hukum). Sebab, hukum memiliki fungsi untuk menjaga dan memperluas kebebasan kita, agar kita dapat bebas dari kekangan dan kekerasan orang lain.
Sebagai kata penutup, saya akan mengutip quote dari Cullen Hightower: “Discipline without freedom is tyranny. Freedom without discipline is chaos” yang berarti “Disiplin tanpa kebebasan adalah tirani. Kebebasan tanpa disiplin adalah kekacauan.” Salam Kewarasan!
Baca juga:
- Kapitalisme sebagai Kendaraan untuk Lolos dari Perbudakan - 31 Maret 2021
- Konsep Moral Victoria sebagai Jalan Menuju Kebebasan - 30 April 2020
- Mengenal Kapitalisme - 27 April 2020