
Nalar Politik – Wakil Sekretaris Jenderal Presidium Alumni 212 Novel Bamukmin menilai kelompok yang tidak suka atau penolak reuni 212 adalah komunis penista agama.
“Kelompok yang anti terhadap reuni 212 itu jelas kelompok atau memang penista agama yang dibungkus agama. Padahal aslinya hanya komunisme (komunis),” kata Novel di sejumlah pemberitaan media massa, Senin (22/11).
Hal tersebut disampaikan Novel menyusul tuduhan yang dilontarkan oleh beragam pihak yang menyebut reuni 212 merupakan kegiatan yang didanai ormas terlarang untuk menyebarkan pengaruh serta memprovokasi masyarakat untuk memusuhi pemerintah.
Novel kemudian menyebut kelompok penolak reuni 212 itu punya niatan tersembunyi. Ia bahkan mengatakan mereka punya niatan hendak mengganti ideologi negara Pancasila.
“Mereka ingin mengganti dengan trisila dan ekasila melalui RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) dan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).”
Untuk reuni sendiri, Novel memastikan agenda tersebut tetap akan terlaksana di Monas, Jakarta Pusat, meski banyak pihak yang kontra.
“Insyaallah jadi untuk reuni akbar 212 dan untuk tempat seperti biasanya di Monas.”
Baca juga:
Sebelumnya beredar kabar, Direktur Eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Muannas Alaidid mengungkapkan jika reuni yang rencananya akan diselenggarakan pada 2 Desember 212 mendatang itu ternyata dibiayai oleh organisasi terlarang.
Dua organisasi terlarang yang katanya menopang anggaran untuk acara tersebut adalah Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Publik tahu, penyelenggara acara itu didominasi dua ormas terlarang, yaitu FPI dan HTI,” kata Muannas, Selasa (16/11).
Lantaran kegiatan ini berkaitan dengan dua kelompok tersebut, Muannas meyakini bahwa kelompok alumni 212 juga bakal mengalami nasib yang sama seperti FPI dan HTI. Lambat laun, kelompok itu akan dibubarkan juga.
“FPI dan HTI itu sudah resmi bubar. Tunggu saja nanti PA 212 ini juga nasibnya sama, bakal layu mati sendiri seperti yang lain.”
Diketahui, acara reuni 212 sudah ditentang berbagai pihak. Salah satunya datang dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menilai acara tersebut dapat memicu penularan Covid-19.
Muannas sepakat dengan hal itu. Ia pun mengajak semua pihak, khususnya umat Islam, untuk tidak membuang-buang waktu mereka demi menghadiri acara tersebut.
“Semua demi kesehatan dan keselamatan kita bersama. Situasi pandemi hari ini belum berakhir. Jangan sampai (reuni 212) memunculkan klaster baru di tengah Covid-19 hari ini.”
Baca juga:
- Basuki Tjahaja Purnama, Tahanan Nurani Kasus Penistaan Agama
- Ma’ruf Amin Menyesal Terlibat Memenjarakan Ahok
- Jika Pasangan Amin Maju, Hanya 16,5 Persen Warga Akan Memilih - 22 September 2023
- Figur Presiden Lebih Kuat daripada Partai Politik - 8 September 2023
- Rakyat Indonesia Menolak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara - 27 Agustus 2023