
Ulasan Pers – Indonesia saat ini merupakan negara yang kena giliran memimpin G20 dan akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada November 2022 nanti.
Acara tersebut menghadapi tantangan di mana sejumlah negara anggota G20, khususnya negara-negara Barat yang tergabung dalam NATO, tidak menginginkan kehadiran Rusia di pertemuan tersebut. Alasannya, Rusia telah memerangi dan menduduki sejumlah wilayah negara Ukraina sampai sekarang.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia tetap mengundang dan mengupayakan agar Rusia, sebagai salah satu anggota G20, datang dalam KTT yang akan diselenggarakan di Bali nanti. Masalah ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana KTT G20 nanti bisa berjalan dengan baik.
Bagaimana awareness dan penilaian publik nasional terhadap G20 dan isu-isu yang terkait dengan penyelenggaraan KTT G20 ini? Seberapa yakin publik bahwa Indonesia mampu menjalankan tugas memimpin G20 serta dapat menjalankan KTT G20 dengan baik?
Bagaimana penilaian publik terhadap perang Rusia dan Ukraina? Peran apa yang sebaiknya diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam perang Rusia-Ukraina?
Bagaimana penilaian publik tentang kehadiran Rusia di KTT G20 nanti? Seberapa setuju publik dengan sikap Pemerintah Indonesia yang tetap mengundang Rusia hadir di KTT tersebut?
Seberapa yakin publik bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dapat berperan meredakan perang Rusia-Ukraina? Seberapa penting KTT G20 bagi Indonesia? Seberapa yakin warga bahwa KTT tersebut bermanfaat bagi pemerintah untuk mengatasi masalah kenaikan harga dalam negeri?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei nasional pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Baca juga:
Dari populasi itu, dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1053 atau 86%. Sebanyak 1053 ini yang dianalisis.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control, tidak ditemukan kesalahan berarti.
Temuan
Temuan survei nasional SMRC ini dipresentasikan oleh Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui siaran di kanal YouTube SMRC TV pada Selasa, 30 Agustus 2022. Video presentasi temuan suvei SMRC bertajuk “KTT G20 dan Perang Rusia-Ukraina” ini bisa disimak di https://youtu.be/35_Dz9evJ5M
Sebanyak 33 Persen Publik Tahu tentang G20
Hanya 33 persen publik Indonesia yang mengetahui tentang G20. Dalam presentasinya, Deni menunjukkan bahwa mayoritas publik (67 persen) belum mengetahui forum bagi negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Survei ini juga menunjukkan bahwa dari 33 persen yang tahu mengenai G20, ada 57 persen (atau 18,5% dari total populasi) yang tahu bahwa Indonesia sudah bergabung dengan lembaga ini sejak berdiri pada 1999.
Mayoritas Yakin Indonesia Mampu Menjalankan Tugas Memimpin G20
Mayoritas publik yang mengetahui Indonesia mendapatkan giliran memimpin G20 yakin pemerintah bisa menjalankan tugas tersebut. Deni menunjukkan sebanyak 23 persen publik mengetahui Indonesia sekarang memimpin G20.
Dari yang tahu tersebut, 83 persen yakin Indonesia mampu menjalankan tugas memimpin forum negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut. Hanya 15 persen yang tidak yakin dan ada 2 persen yang tidak menjawab.
Halaman selanjutnya >>>
- Figur Presiden Lebih Kuat daripada Partai Politik - 8 September 2023
- Rakyat Indonesia Menolak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara - 27 Agustus 2023
- Tren Dukungan Bakal Calon Presiden 2024 - 25 Agustus 2023