
Aku menjadi pemabuk akhir-akhir ini
Kujilat lidah sendiri
Perempuan malang hilang ditelan sepi
Aku menjadi pemabuk akhir-akhir ini
Kutenggak segelas sepi
Bingar wajahmu jelas menepi
Mari, dik, kunikmati kau malam ini
Tak Sama
Tentang pikiran-pikiran kita yang liar
Atau suram wajah orang bebicara
Ada laki-laki yang tertimpa masa lalu
Lalu kau yang merasa kesepian ditinggal rindu
Kita tak pernah sama
Kita tak pernah bersama
Kamu
Dalam hari-hari kita yang panjang
Hari-hari melelahkan mendapatkan hatimu
Aku ingin sedekat bibirmu yang mengucap kata-kata
Sehangat napasmu dan menjadikannya kita
Sekali Lagi
Kita dipisah kata-kata dan hidup selalu dipenuhi tanya
Merekah senyummu, sayang, adalah jalan menuju pulang
Aku ingin mengucap cinta, tapi curam memisahkan kita
Di penggal puisi ini, inginku memiliku sekali lagi
Kau
Dalam puisi-puisi kita yang hilang
Kata-kata ditelan waktu menuju pulang
Lampu-lampu kota padam
Dan bayangmu menari di atas pengakuan malam
Apa kabar hari ini?
Kau yang pernah hangat di bibir
Mendekatlah
Biar kudekap kau sampai pagi, sampai mati
- Buku, Perempuan, dan Pesta - 25 Agustus 2023
- Indah Damayanti Putri, Orang Kuat di Aras Lokal? - 4 Desember 2022
- Dilema Uni Eropa dalam Konflik Rusia dan Ukraina - 30 Juni 2022