
Tidak masuk akal bila Gerindra mengakui validitas dan kredibilitas laporan negara asing. Tidak konsisten. Gerindra tak kredibel. Padahal sering gunakan narasi anti-asing.
Nalar Politik – Pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat respons dari politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest. Apa yang Prabowo sampaikan, tentang Indonesia yang katanya akan bubar di tahun 2030, dinilai Rian tak lain sebagai pencemaran nama baik partai sendiri, yang justru bisa meredam kredibilitasnya sebagai oposisi karena tidak konsisten.
“Alih-alih ingin membakar semangat kadernya, penggunaan informasi asing di muka mimbar ini justru dapat membuat publik bertanya-tanya tentang konsistensi Gerindra terhadap wacana anti-asing yang sering mereka suarakan,” kata Rian dalam keterangan persnya, Rabu (21/3/2018).
Padahal, lanjut Rian, jika Gerindra benar-benar anti-asing, seperti sering ditunjukkannya melalui narasi anti-utang luar negeri, maka seharusnya jika pihaknya tidak mengakui validitas laporan dari negara asing tentang akan bubarnya Indonesia di tahun-tahun mendatang.
“Tidak masuk akal bila Gerindra mengakui validitas dan kredibilitas laporan negara asing tersebut. Tidak konsisten. Gerindra tak kredibel. Padahal sering gunakan narasi anti-asing,” tambah Caleg PSI Dapil DKI Jakarta ini.
Rian pun menyayangkan sikap Gerindra tak kredibel itu. Sebab inkonsistensi dalam berpolitik, baginya, justru akan meluluhlantakkan kredibilitas partai. Terlebih inkonsistensi itu datang dari sang Ketua Umum sendiri, yang dikabarkan akan maju di Pilpres 2019 melawan Jokowi.
Sebelumnya, pidato Prabowo tentang prediksi masa depan Indonesia yang akan suram itu diunggah di akun Facebook Partai Gerindra. Unggahan tersebut lalu menuai kontroversi. Banyak pihak bertanya-bertanya tentang maksud di balik pernyataan tak berdasar Prabowo ini.
Lihat juga: Fadli Zon Idolakan Putin, Saiful Mujani: Wakil Rakyat Jangan Naif
Tak tega melihat sang ketua diserang bertubi-tubi, salah satu kadernya pun, Elnino M Husein Mohi, mencoba membela. Ia memberi penjelasan tentang maksud pernyataan Prabowo dalam pidatonya bahwa itu berdasar pada bacaan-bacaan dari luar negeri.
“Jadi gini, Pak Prabowo itu membaca berbagai tulisan orang-orang yang ada di luar negeri, pengamat intelektual yang ada. Di online juga bisa kita lihat,” terang anggota DPR-RI Fraksi Partai Gerindra itu.
Bahwa apa yang dimaksudkan Prabowo, tambah Elnino, hanyalah ingin melihat Indonesia tetap dalam kondisi persatuan, tidak tercerai-berai.
“Mereka punya tulisan-tulisan itu. Ada yang bahasa Inggris, ada juga yang sudah diterjemahkan. Nah, yang Pak Prabowo inginkan (dengan mengutipnya) adalah jangan sampai negara kita begitu (bubar). Dan itu sudah dia praktikkan ketika Pilpres 2014,” pungkasnya.
___________________
Artikel Terkait:
- Pengakuan Mohammad Nuruzzaman tentang Permainan Isu SARA Partai Gerindra
- Rian Ernest Sebut RBTH Tidak Paham Konteks Perdebatan PSI-Gerindra soal Putin
- Ridwan Kamil Menghambat Suara Prabowo dan Anies di Jawa Barat - 27 Januari 2023
- Penasaran dengan Twitter Blue? Inilah 7 Fitur Andalannya - 27 Januari 2023
- Pengaruh Presiden Jokowi terhadap Basis Dukungan PDIP dan Ganjar Pranowo - 23 Januari 2023