Surat Cinta untuk Adonai

Surat Cinta untuk Adonai
©Nietjuh/Pixabay

Rinduku yang putih bangun menulis diri
Di setiap jejak kata yang mengandung kata sifat
Sepasang telinga yang setia jadi kecut mendengarkan
Rindu yang denting begitu nyaring di setiap doaku
Mengingat begitu misteri bagaimana berjumpa denganMu

Aku rajin menuangkan kopi pahit pada bibir pagi
Agar setiap peristiwa merindukanmu
Selalu kukenang dalam kepala

Semoga malam tebal tiba menepis goda
Berselimutkan hangat pelukMu
Sampai kita kembali menitipkan rindu dalam jejaring doa
Sebab mencari aku masih
Rahasia sebuah puisi

Tanggal Empat

Sepasang mata jejaki senja yang tanggal
Di beranda rumah tinggalkan jejak pesan yang dirahasiakan
Aku mencari jalan pulang menuju kenangan
Dengan bekal ingatan sedang kesakitan

Tanggal empat, mengingat perpisahan begitu misteri
Ketika ibu mengucapkan salam perpisahan
Dalam pelukan seorang bocah yang tidak mengerti tentang waktu

Kini semuanya kembali menjelma
Seperti belati sebuah janji
Terkubur di beranda rumah bertahun-tahun

Tiba doa mulai menepi
Rindu kembali menghujani kepala
Terkenang pesan ibu
“Jadikan tanggal empat sebagai tanggal ibu
Yang diam merindukanmu
Dari jarak yang terbilang jauh”

Ruang Tunggu

Sudah kutahu
Kesibukanmu segala
Riuh hujan di langit
Lebat kemarau di bumi

Baiklah aku menunggu
Sampai tiba waktu pertemuan
Menghitung rindu sejumlah hujan
Sebab aku selalu menempatkan gelisah

Di pojok paling temaram
Ketika sedang bercengkerama di ruang tunggu
Bila seluruh ingatan penuh dengan segala ketakutan

Kupastikan tidak begitu mudah menunggu dalam entah
Sebab tumpuk sudah ini luka
Lebih baik mati saja!

Sonny Kelen
Latest posts by Sonny Kelen (see all)