Survei SMRC: Prabowo Paling Dikenal, tapi Ganjar Paling Disukai

Survei SMRC: Prabowo Paling Dikenal, tapi Ganjar Paling Disukai
©SMRC

Nalar Politik – Ada banyak faktor yang menentukan pemilih memilih seorang calon presiden. Secara psikologis, kognisi atau pengetahuan tentang calon adalah syarat paling mendasar bagaimana pemilih memilih.

Seperti diterangkan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam rilis surveinya bertajuk “Prospek Partai Politik dan Calon Presiden: Kecenderungan Perilaku Politik Pemilih Nasional” (28/12), pemilih memilih calon A bisa jadi karena hanya tahu A, tidak tahu calon lain. Namun, bila pemilih tahu semua calon yang bersaing, yang menentukan bukan lagi “tahu”, tapi faktor lain, termasuk “suka” pada calon.

“Kesukaan kemudian lebih menentukan dari sekadar tahu,” jelas SMRC.

Lantas, bagaimana tingkat tahu dan tingkat suka pemilih pada nama-nama yang banyak disebut mungkin akan jadi calon presiden?

Dalam survei nasionalnya yang di-update pada 8-16 Desember 2021, SMRC menemukan tingkat kedikenalan Prabowo Subianto jauh melampaui tokoh-tokoh lain. Di antara 17 nama, Ketua Umum Partai Gerindra ini dikenal oleh hampir semua pemilih (96 persen), disusul Anies Baswedan (86 persen) dan Sandiaga Uno (80 persen).

Walau mayoritas pemilih mengenal, ketiganya kurang diikuti oleh sikap suka pemilih sebagai penentu utama dari sekadar tahu. Pada Prabowo, misalnya, tingkat kedisukaannya hanya mencapai 71 persen. Demikian halnya dengan Anies (74 persen) dan Sandi (80 persen) yang sama-sama masih tergolong tidak terlalu tinggi untuk ukuran tokoh dengan kedikenalan tertinggi.

Sementara itu, sejumlah nama dengan tingkat kedikenalannya yang masih rendah (di bawah 80 persen) justru mendapat kedisukaan yang relatif tinggi (di atas 80 persen). Yang paling tinggi adalah Ganjar Pranowo (tahu 67 persen, suka 86 persen), Khofifah Indar Parawansah (tahu 51 persen, suka 81 persen), dan Ridwan Kamil (tahu 66 persen, suka 80 persen).

“Karena untuk dipilih seorang yang dikenal harus disukai, maka untuk sementara yang paling kompetitif untuk dikampanyekan adalah Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, dan Khofifah.”

Kenaikan kedikenalan mereka, menurut SMRC, potensial menaikkan elektabilitas karena punya tingkat resistensi (tidak suka) yang lebih kecil dibanding nama-nama lain.

“Nama-nama itu, kalau disosialisasikan secara intensif, kemungkinan akan mendapat elektabilitas lebih baik daripada nama-nama lain.”

Baca juga:

Dalam setahun terakhir, SMRC turut menemukan awareness pada Ganjar naik signifikan (dari 54 persen menjadi 67 persen) dan karena itu elektabilitasnya pun dalam semiterbuka naik cukup pesat dari 8,2 persen menjadi 19,2 persen.

“Mereka yang potensial tersebut bukan ketua atau elite inti partai. Ini tantangan bagi elite partai bahwa pemilih lebih menyukai tokoh-tokoh di luar elite inti partai.”