Terhebat dari yang Terhebat

Terhebat dari yang Terhebat
©Twitter/moodvintage

Wanita makhluk terhebat atau terlemah?

Pertanyaan itu sering muncul di benak. Menggambarkan seorang wanita acap kali salah arti. Ada pepatah mengatakan, sekuat apa pun wanita, jika dihadapkan dengan laki-laki, ia akan tetap berada di belakang lelaki dan tetaplah tak bisa menyamai lelaki.

Bagi penulis, ada hal menarik dari pertanyaan tersebut. Wanita tentu ingin mengetahui seberapa hebat dan lemahnya dirinya. Jika wanita adalah makhluk terhebat, seberapa hebatkah wanita itu? Jika ia makhluk terlemah, di mana letak kelemahannya?

Pertanyaan itu akhirnya sedikit terjawab dengan menanyai beberapa dosen untuk mengemukakan pendapatnya. Hasil dari itu, ada banyak pandangan yang dikemukakan. Ada yang mengatakan bahwa wanita adalah mahluk yang luar biasa, tonggak dari segala tonggak dalam bidang, baik dari segi pendidikan, agama, ekonomi, sosial, maupun politik.

Dalam dunia pendidikan, wanita adalah guru pertama bagi anak-anak sebelum mengenal sekolah. Dalam agama, wanita juga orang pertama yang mengajari anak-anak tata cara dalam beribadah.

Segi ekonomi, wanita menentukan keuangan keluarga, mengatur segala apa yang bersangkutan dengan kebutuhan keluarga, mulai dari pendidikan untuk anak-anak maupun kebutuhan sehari-hari. Dalam lingkup sosial dan dunia politik, wanita pun memiliki andil yang sangat penting.

Ada banyak kursi penting negara ini diduduki prempuan. Hal itu sudah menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki. Memang tak bisa ditampik lagi pentingnya peran perempuan dalam segala bidang. Tak salah jika pernyataan yang mengatakan bahwa di balik laki-laki yang hebat, ada perempuan di belakangnya.

Tak usah pembuktian yang jauh, kita bisa menengok sedikit masa lalu. Kita bisa melihat kehidupan dua tokoh terpenting negeri ini: Soekarno dan Ki Hajar Dewantara. Kesuksesan kedua tokoh tersebut tak lepas dari peran penting perempuan yang mendampingi mereka. Soekarno dengan Fatmawi dan Ki Hajar Dewantara dengan Sutartinah atau yang lebih dikenal dengan Nyi Kadjar Dewantara.

Baca juga:

Dalam sejarah di masa lalu, banyak dijumpai perempuan-perempuan tangguh yang namanya tetap harum hingga saat ini: R.A Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, dan lain-lain. Kartini salah satu wujud dari perempuan hebat itu. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, ia mampu mengubah sudut pandang yang memandang bahwasanya wanita tidak harus berpendidikan.

Dengan kemampuan dan keuletannya, ia mampu mengubah mengubah sudut pandang tersebut, meski harus rela mengubur impian untuk melanjutkan pendidikan ke Belanda. Oleh sebab itu, namanya selalu dielukan dengan jukukan tokoh emansipasi. Cut Nyak Dien dengan gagah berani mengayunkan pedang untuk melawan penjajah demi mempertahankan bangsanya.

Dalam buku The Gallant Women From Java [wanita-wanita perkasa dari Jawa], akan kita jumpai perempuan-perempuan hebat; dari Ratu Shima hingga Kartini, dari Ratu Kidul hingga Roro Jongrang, dari Srikandi hingga Setyawati. Mereka telah menunjukkan bahwa perempuan bukanlah makhluk yang lemah.

Keperkasaannya telah dibuktikan melalui kepemiminannya di dalam mengelola senjata di medan perang ketajaman pemikirannya, ketangguhan kepribadiannya, serta kesetiaannya pada suami.

Tidak hanya negeri ini saja yang mempunyai wanita-wanita hebat. Negara Inggris, Ratu Elizabeth telah membuktikan kehebatan seorang perempuan dengan menjadi pemimpin yang tersohor. Belanda tersohor dengan Ratu Wilhelmina yang menjadikan masa kekuasaannya titik perubahan Belanda dan sejarah dunia, baik Perang Dunia I dan juga Perang Dunia II.

India punya Ratu Jodha yang kehebatannya sangat luar biasa sehingga sang suami membangun Taj Mahal sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Bahkan sang suami Raja Besar India itu pernah mengatakan bahwa ia tidak akan mati semasa Ratu Jodha masih hidup.

Hal itu tentu sudah membuktikan betapa pentingnya peran seorang perempuan bagi kehidupan. Tentu saja bukan hanya Indonesia, Inggris, dan India saja yang mempunyai wanita-wanita yang luar biasa. Negara-negara lain juga mempunyai wanita-wanita hebat.

Baca juga:

Sejarah telah menunjukan peran penting perempuan. Dewasa ini pun wanita tetap mempunyai andil penting dalam kehidupan. Dalam dunia kerja, tak jarang wanita menjadi pemimpin para pria. Sebagai bukti, negara ini pun pernah dipimpin oleh seorang wanita selama lima tahun. Itu artinya, wanita juga bisa melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan laki-laki.

Terlepas dari kehebatan yang ada di pundak wanita, mereka tetap mempunyai titik lemah atau ketikberdayaan. Wanita bukanlah makhluk yang sempurna. Cut Nyak Dien,  Ratu Jodha, Ratu Wilhelmina, maupun wanita-wanita hebat lainnya tetap mempunyai kelemahan. Mereka tidak mempunyai keberdayaan ketika tradisi adat istiadat yang membelenggu dan pilihan untuk mempertahankan keluarga maupun yang lainnya.

Kartini tak mampu menampik dari adat istiadat yang berlaku. Itu yang membuat ia harus mempertahankan nama ayahnya dan bersedia menerima pinangan dari Bupati Rembang. Poligami suatu hal yang sangat dibenci dan selalu ditentang oleh Kartini. Tetapi harus diterimanya, sebab ia memiliki daya untuk menolak permintaan sang ayah.

Dengan demikian, peranan wanita tidak dapat ditampik begitu saja. Wanita menjadi pusat kehidupan di berbagai aspek. Akan tetapi, seberapa pun hebatnya perempuan, ia tetap mempunyai titik kelemahan. Dalam hal apa pun, wanita lebih mengutamakan perasaan. Perasaan keibuan itulah menjadi titik kelemahan wanita.

Wanita mudah sekali menitikkan air mata jika melihat sesuatu yang menyentuh perasaannya. Bahkan hanya bentakan, wanita bisa menitikkan air mata. Wanita tidak sekuat dan tidak setangguh laki-laki dalam permasalahan yang satu ini. Terlepas dari itu, ia tetap makhluk terhebat dari yang terhebat.

Kontributor